
Pelaku Pasar Optimis Cut Rate Makin Dekat, Dolar Turun ke Rp 16.235

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bersamaan dengan keyakinan para pelaku pasar perihal pemangkasan suku bunga bank sentral AS (The Fed) di tahun ini.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat 0,06% di angka Rp16.235/US$ pada hari ini, Rabu (10/7/2024). Apresiasi ini telah terjadi sejak 3 Juli 2024 dan terus terjadi secara berturut-turut.
Sementara DXY pada pukul 15:05 WIB turun tipis 0,01% di angka 105,11. Angka ini lebih rendah dibandingkan posisi kemarin (9/7/2024) yang berada di angka 105,13.
Saat ini tekanan terhadap mata uang Garuda sedikit berkurang mengingat optimisme pelaku pasar perihal pemangkasan suku bunga bank sentral AS (The Fed) semakin kuat.
Hal ini semakin dipertegas setelah ketua The Fed, Jerome Powell menyampaikan di depan Komite Senat Perbankan, Perumahan, dan Urusan Perkotaan AS pada Selasa (9/7/2024) waktu AS bahwa ia khawatir untuk tetap menahan suku bunga di level yang cukup tinggi dalam waktu yang lama dapat membahayakan pertumbuhan ekonomi.
Salah satu pertimbangan utama dalam melakukan cut rate yakni inflasi yang semakin mendekati level 2%.
Untuk diketahui, Inflasi AS telah melandai ke 3,3% (year on year/yoy) pada Juni 2024, dari 3,4% (yoy) pada Mei 2024. Inflasi inti pengeluaran pribadi AS (PCE) melandai ke 2,6% (yoy) pada Juni 2024, dari 2,8% pada Mei.
Menilik kondisi rupiah yang masih berada di level Rp16.200-an per Dolar AS, Head of Treasury & Financial Institution Bank Mega, Ralph Birger Poetiray mengatakan bahwa depresiasi rupiah selaras dengan tren Dolar Indeks yang masih kuat dan kondisi kebijakan suku bunga The Fed yang masih 'higher for longer'.
Namun demikian, potensi penguatan rupiah juga makin kuat seiring dengan melandainya inflasi AS dan dimulainya pemangkasan suku bunga The Fed.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Tergelincir, Dolar Lanjut Naik ke Rp16.195