Bos ID FOOD Curhat Utang Rp 8,2 T, Minta Negara Suntik Modal Segini

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Rabu, 10/07/2024 13:11 WIB
Foto: ID FOOD. (Dok. ID FOOD)

Jakarta, CNBC Indonesia - Holding BUMN Pangan ID FOOD mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk tahun 2025 mendatang sebesar Rp 1,6 triliun. Hal itu diklaim untuk memenuhi ketahanan pangan nasional pada 10 komoditas pangan yang dikelola oleh perusahaan.

Direktur Utama Holding BUMN Pangan ID FOOD Sis Apik Wijayanto mengungkapkan PMN tersebut diajukan salah satunya lantaran beban utang perusahaan yang saat ini terhitung masih tinggi mencapai Rp 8,2 triliun.


"Kemudian beban utang tinggi yaitu Rp 8,2 triliun sudah terkait dari pada urgensi permohonan PMN Rp 1,6 triliun ini kami pertama bahwa sebagai BUMN Holding Pangan ID FOOD mendukung ketahanan pangan nasional dan berperan sebagai offtaker komoditas pangan dengan petani, peternak, dan nelayan dan dari 13 komoditas yang jadi cadangan pangan pemerintah, 10 komoditas diantaranya dikelola dan didistribusikan ID FOOD," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Jakarta, Rabu (10/7/2024).

Dia mengungkapkan bahwa PMN yang diajukan oleh pihaknya untuk tahun 2025 mendatang tersebut nantinya akan dialokasikan pada 10 komoditas pangan seperti daging sapi, daging ayam, telur ayam, gula konsumsi, minyak goreng, bawang merah, bawang putih, cabai, ikan kembung, dan daging kerbau.

Sis Apik juga mengatakan pihaknya berharap pengajuan PMN tersebut bila disetujui maka akan bisa membiayai pelaksanaan program pemerintah memenuhi cadangan pangan nasional.

"PMN tunai sendiri akan berdampak pada holding pangan untuk perkuat ekosistem pangan Indonesia untuk meningkatkan pendapatan negara," tambahnya.

Selain itu, dia mengatakan PMN yang diajukan tersebut diklaim bersifat modal kerja yang akan dilunasi pada akhir tahun berjalan.

"Sehingga ID FOOD butuh pendanaan internal untuk stok akhir tahun dan stok berikutnya untuk struktur biaya bunga karena dengan kondisi adanya PMN kita harap struktur pendanaan lebih efisien dan tentunya bisa mendapatkan manfaat untuk efisiensi biaya," tandasnya.


(Firda Dwi Muliawati/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi