Bos The Fed Ungkap Hal Ini, Dolar Kembali Naik ke Rp16.275

rev, CNBC Indonesia
10 July 2024 09:07
Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Luxury Valuta Perkasa, Blok M, Jakarta, Kamis, 21/7. Rupiah tertekan pada perdagangan Kamis (21/7/2022) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Luxury Valuta Perkasa, Blok M, Jakarta, Kamis, 21/7. Rupiah tertekan pada perdagangan Kamis (21/7/2022) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah sikap bank sentral AS (The Fed) yang masih perlu menunggu data ekonomi lainnya untuk melakukan pemangkasan suku bunga tahun ini.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka melemah 0,18% di angka Rp16.275/US$ pada hari ini, Rabu (10/7/2024). Depresiasi ini berbanding terbalik dengan penguatan yang terjadi kemarin (9/7/2024) sebesar 0,03%.

Sementara DXY pada pukul 08:55 WIB naik tipis 0,02% di angka 105,15. Angka ini lebih tinggi dibandingkan posisi kemarin yang berada di angka 105,13.

Pernyataan ketua The Fed, Jerome Powell dalam testimoni di depan Komite Senat Perbankan, Perumahan, dan Urusan Perkotaan AS menjadi akan menjadi pertimbangan bagi pelaku pasar dalam beberapa waktu ke depan.

Powell menyatakan kekhawatiran bahwa menahan tingkat suku bunga terlalu tinggi terlalu lama dapat membahayakan pertumbuhan ekonomi. Powell menyebut ada sedikit penurunan inflasi secara konsisten yang sejalan dengan target The Fed yakni ke kisaran 2%.

"Setelah kemajuan menuju target inflasi 2% pada awal tahun ini berjalan lambat, pembacaan data inflasi terbaru menunjukkan adanya kemajuan lebih lanjut yang moderat. Data yang lebih baik akan memperkuat keyakinan kami bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju 2%," tutur Powell, dikutip dari Reuters.

Kendati inflasi sudah melandai, Powell mengingatkan jika inflasi bukanlah satu-satunya risiko yang kini dihadapi AS. Dia mengisyaratkan ada risiko yang dihadapi ekonomi AS jika suku bunga tinggi ditahan terlalu lama.

Namun demikian, The Fed saat ini masih membutuhkan data tambahan untuk semakin meyakinkan perihal cut rate yang diperkirakan akan terjadi di tahun ini.

Jika cut rate benar dilakukan pada tahun ini, maka hal ini akan menjadi angin segar bagi pasar keuangan domestik termasuk rupiah karena tekanan terhadap mata uang Garuda akan semakin minim.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Tergelincir, Dolar Lanjut Naik ke Rp16.195

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular