Investor Tunggu Berita Besar dari AS, IHSG Dibuka Galau
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau cenderung volatil pada awal perdagangan sesi I Selasa (9/7/2024), di tengah adanya kabar kurang menggembirakan dari dalam negeri di mana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 selama semester I-2024 mengalami defisit.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka naik 0,12% ke posisi 7.259,52. Selang enam menit setelah dibuka, IHSG sempat berbalik arah ke zona merah yakni terkoreksi 0,12% ke 7.242,3. Namun sekitar pukul 09:20 WIB, IHSG kembali berada di zona hijau yakni naik tipis 0,05% ke 7.254,27.
Nilai transaksi IHSG pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 1,2 triliun dengan volume transaksi mencapai 2,6 miliar lembar saham dan ditransaksikan sebanyak 174.620 kali.
IHSG cenderung volatil pada awal sesi I hari ini di tengah kabar kurang menggembirakan dari dalam negeri, di mana APBN 2024 sepanjang semester I-2024 mengalami defisit.
Dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI yang dilaksanakan di Jakarta, Senin kemarin, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 selama semester I-2024 tercatat defisit sebesar Rp77,3 triliun atau 0,34% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Defisit APBN 2024 membengkak akibat belanja negara terkerek naik sementara di sisi lain penerimaan berkurang.
Defisit APBN tahun ini diperkirakan membengkak dari yang semula dirancang dalam APBN 2024 senilai Rp 522,8 triliun atau hanya sebesar 2,29% dari PDB, menjadi menjadi sebesar Rp 609,7 triliun, atau 2,7% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Artinya, defisit mendekati batas atas 3% dari PDB.
Semakin tekornya APBN itu dipengaruhi belanja negara yang diperkirakan membengkak menjadi sebesar Rp 3.412,2 triliun, atau 102,6% dari target dalam APBN 2024 sebesar Rp 3.325,1%. Sementara itu, pendapatan atau penerimaan negara tetap sesuai dengan target APBN 2024 sebesar Rp 2.802,5 triliun.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata mengatakan, belanja negara yang berpotensi melesat 102% dari target itu dipicu oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Sementara penerimaan negara terealisasi sebesar Rp Rp1.320,7 triliun (47,1%). Pada kelompok pajak telah dikumpulkan Rp893,8 triliun dan bea cukai sebesar Rp134,2 triliun serta PNBP Rp288,4 triliun.
Selain itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tak akan banyak menarik utang baru untuk membiayai defisit APBN 2024 yang akan membengkak.
Sri Mulyani mengatakan, beban defisit APBN yang melonjak itu akan ditutup dari saldo anggaran lebih atau SAL yang telah pemerintah kumpulkan sejak 2022-2023 silam. Total SAL yang digunakan ialah Rp 100 triliun.
Membengkaknya defisit bisa memicu kekhawatiran di pasar tetapi penggunaan SAL akan mengurangi kekhawatiran tersebut. Dengan penerbitan obligasi yang bekurang maka pasokan SBNdi pasar tidak akan banjir sehingga harga diharapkan terjaga. Hal ini bisa berdampak positif ke rupiah.
Di lain sisi, meski ada kabar kurang menggembirakan dari dalam negeri, tetapi pelaku pasar mengharapkan bahwa suku bunga Bank Indonesia (BI) dapat dipangkas setidaknya pada kuartal IV-2024.
BI memandang suku bunga acuan atau BI rate bisa dipangkas pada kuartal IV-2024 dari posisi sekarang 6,25%. Ini tergantung dengan kondisi rupiah.
Demikianlah disampaikan Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam rapat kerja dengan Banggar DPR di Jakarta, Senin kemarin.
"Kami akan coba. Mungkin kalau ada ruang di kuartal IV ada ruang untuk menurunkan suku bunga," tutur Perry.
Opsi pemangkasan suku bunga ini menjadi kabar gembira bagi pasar keuangan Indonesia. Pemangkasan suku bunga diharapkan membuat kredit bank kembali bergairah, menggerakkan konsumsi, serta memicu pertumbuhan ekonomi.
Pemangkasan suku bunga akan memacu sektor-sektor yang terkait dengan properti, kredit, otomotif, pembiayaan, hingga konsumsi. Saham-saham properti dan pembiayaan akan sangat diuntungkan dengan kenaikan permintaan kredit, baik rumah ataupun pembiayaan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)