Inflasi AS Dinanti Pasar, Dolar AS Naik ke Rp 16.300

rev, CNBC Indonesia
Selasa, 09/07/2024 09:08 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah penantian data inflasi AS dan pernyataan pejabat bank sentral AS (The Fed) sepanjang pekan ini.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka melemah 0,25% di angka Rp16.290/US$ pada hari ini, Selasa (9/7/2024) dan bahkan tak sampai lima menit sejak perdagangan dibuka, rupiah kembali menyentuh level Rp16.300/US$. Depresiasi ini berbeda dengan posisi kemarin (8/7/2024) yang menguat sebesar 0,15%.


Sementara DXY pada pukul 08:56 WIB naik tipis 0,05% di angka 105,05. Angka ini lebih tinggi dibandingkan posisi kemarin yang berada di angka 105.

Optimisme BI sebagai bank sentral perihal rupiah yang akan kembali bergerak di bawah Rp16.000/US$ bukan tanpa alasan. Terdapat setidaknya empat alasan utama mengapa BI cukup optimis soal rupiah.

Pertama, penurunan Fed Fund Rate (FFR) pada akhir tahun ini. Kedua, penguatan imbal hasil portofolio Indonesia, termasuk Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan Surat Berharga Negara (SBN).

Ketiga, fundamental ekonomi Indonesia yang baik. Ini ditunjukkan oleh inflasi yang terkendali dan pertumbuhan ekonomi yang baik. Keempat adalah pemerintah terus mendukung upaya menjaga stabilitas kurs. Dengan demikian, BI yakin rupiah dapat menguat ke depannya.

BI optimis nilai tukar rupiah akan terus menguat ke depannya. Sampai dengan akhir tahun secara rata-rata rupiah akan berada di level Rp15.700-Rp16.100.

Namun demikian, kekhawatiran pelaku pasar masih akan terjadi selama pekan ini terkhusus pidato dari pejabat The Fed yang akan disampaikan serta data inflasi AS baik CPI maupun PPI yang masih ditunggu pelaku pasar.

Jika inflasi kembali mengalami kenaikan, maka hal ini akan mengurangi optimisme pasar perihal pemangkasan suku bunga The Fed tahun ini.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev)
Saksikan video di bawah ini:

Video: "Syarat" Suku Bunga BI Bisa Turun Lebih Cepat Dari The Fed