Harga Sebenarnya Tas Dior Bikin Kaget, Pantas Bos LVMH Orang Terkaya

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
08 July 2024 09:50
Dior Daniel Arsham Double Zip Crossbody Pouch (Photo: Rebag)
Foto: Dior Daniel Arsham Double Zip Crossbody Pouch (Photo: Rebag)

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangkaian penggerebekan di Italia telah mengungkap kontras antara dunia catwalk Milan yang glamor dan beberapa fakta di balik produksi barang mewah.

Mengutip The Wall Street Journal, investigasi yang dilakukan oleh jaksa Milan terhadap kondisi kerja di pabrik-pabrik lokal menemukan bahwa pabrik-pabrik produsen tas dan barang-barang kulit untuk Dior dan Armani, menggunakan tenaga kerja asing yang dieksploitasi untuk memproduksi produk-produk kelas atas dengan harga yang lebih murah dari harga ecerannya.

Dior membayar para pemasok sebesar €53 atau sekitar Rp927.264, untuk merakit tas tangan yang dijual di toko seharga €2,600 atau sekitar Rp45.224.484. Hal itu diungkapkan dalam dokumen yang diperiksa sebagai bagian dari penyelidikan itu.

Ironisnya, harta kekayaan Bernard Arnault, selaku bos LVMH yang menaungi Dior, menjadi orang terkaya sedunia. Ia memiliki US$ 196,4 miliar atau setara Rp 3.221 triliun (asumsi kurs Rp 16.400/US$)

Sementara itu, tas Armani dijual ke pemasok seharga €93 (Rp1.637.765), kemudian dijual kembali ke Armani seharga €250 (Rp4.402.595), dan pada akhirnya dihargai sekitar €1.800 (Rp31.698.686) di toko-toko. Harga biaya tidak termasuk kulit atau bahan mentah lainnya. Perusahaan secara terpisah menanggung biaya desain, distribusi dan pemasaran.

Jaksa mengatakan, beberapa pabrik yang digerebek yang semuanya berada di Italia, juga memproduksi produk untuk merek fesyen lain.

"Mengapa biaya pembuatan produk ini sangat murah?" kata Fabio Roia, presiden sistem pengadilan Milan, yang mengawasi penyelidikan tersebut, dikutip dari The Wall Street Journal, Senin (8/7/2024).

"Merek-merek perlu menanyakan pertanyaan ini pada diri mereka sendiri."

Putusan pengadilan dari penyelidikan tersebut mengkritik perusahaan-perusahaan mewah karena gagal mengawasi rantai pasokan mereka secara memadai. Para perusahaan tidak dikenakan tuntutan terkait temuan ini. Namun, beberapa pemasok yang dimiliki secara independen dapat menghadapi tuntutan atas eksploitasi pekerja dan mempekerjakan pekerja tanpa dokumentasi yang tepat.

Dior menolak berkomentar. Menurut dokumen pengadilan, merek tersebut baru-baru ini menyerahkan sebuah memorandum yang menguraikan langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah dalam rantai pasokannya.

Sementara itu, Armani mengatakan pihaknya memiliki "langkah-langkah pengendalian dan pencegahan untuk meminimalkan pelanggaran dalam rantai pasokan," dan bahwa pihaknya "bekerja sama dengan sangat transparan" dengan pihak berwenang.

Investigasi di Italia menyoroti isu modern dalam industri barang mewah. Meskipun sektor-sektor lain telah memindahkan produksinya ke Tiongkok dan negara-negara berupah rendah lainnya, banyak merek mewah yang mempertahankan produksinya lebih dekat dengan negara asal mereka, karena percaya bahwa hal tersebut penting untuk daya tarik mereka.

Namun meski dicap dengan label "Made in Italy", jaksa penuntut menuduh bahwa beberapa barang mewah dibuat oleh pekerja asing, banyak di antaranya adalah orang Tiongkok, dengan kondisi yang jauh dari standar hukum.

Penyelidikan ini dilakukan ketika banyak pembeli mengurangi pembelanjaan pada produk-produk kelas atas, terhambat oleh lingkungan ekonomi yang lebih sulit dan kenaikan harga.

Barang-barang mewah dapat memiliki label harga yang tinggi karena adanya ekspektasi bahwa barang-barang tersebut dibuat oleh pekerja terampil di pabrik artisanal. Kenyataannya, meskipun merek tetap melakukan desain dan pengembangan produk sendiri, mereka sering kali melakukan outsourcing produksi ke pemasok.

Menurut perusahaan konsultan Bain, hal ini sebagian besar terjadi di Italia, yang merupakan rumah bagi ribuan produsen kecil dan memproduksi sekitar 50% hingga 55% pakaian mewah dan barang-barang kulit di dunia.

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak merek mewah telah berupaya mengendalikan rantai pasokan lebih baik guna memitigasi risiko reputasi, mengontrol kualitas, dan mematuhi peraturan baru Eropa yang bertujuan untuk mengurangi dampak industri fesyen terhadap lingkungan. Salah satu tantangannya, pemasok sering kali mengontrakkan pekerjaan kepada pihak ketiga, yang terkadang melakukan subkontrak sendiri.

Sebagai hasil dari penyelidikan di Italia, hakim pada bulan Juni menempatkan Manufactures Dior SRL-sebuah unit dari Dior-di bawah administrasi pengadilan setelah memutuskan bahwa rantai pasokannya mencakup perusahaan-perusahaan milik Tiongkok di Italia yang menganiaya pekerja migran. Tindakan yang sama juga dilakukan terhadap Armani pada bulan April dan Alviero Martini, yang terkenal dengan tas bergambar peta dan barang-barang lainnya, pada bulan Januari.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular