
Investor Kabur hingga Mau Bikin Bursa Tandingan, Ini Respons BEI

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) buka suara soal investor saham yang disebut banyak memindahkan asetnya ke instrumen investasi lain. Ada juga yang mengusulkan untuk membentuk bursa tandingan.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan keputusan untuk memindahkan aset ke instrumen lain adalah pilihan masing-masing investor.
"Kalau di kondisi seperti ini investor mau pindah ke obligasi misalnya, karena tingkat kuponnya bagus itu silakan," jelas Jeffrey saat ditemui wartawan, Jumat, (5/7/2024).
Meski begitu, Jeffrey menekankan bahwa bursa saham menawarkan potensi jangka panjang dalam pengembaliannya.
Sementara soal wacana pendirian bursa tandingan, ia tidak berkomentar banyak. Menurutnya, aturan soal pendirian Bursa Efek lain sudah diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Kalau pihak lain mau dirikan bursa efek, saya kembalikan ke OJK. Karena sudah ada tata cara untuk mendirikan bursa efek," tandasnya.
Sebelumnya dalam paparan publiknya, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman menyatakan terdapat beberapa alasan investor saham berpindah ke jenis investasi lain, karena pasar lesu.
Dari sisi ketidakpastian ekonomi global, Inflasi di Amerika Serikat yang belum mencapai target 2% menyebabkan Bank Sentral AS, The Fed, mempertahankan suku bunga di level 5,25%-5,5% dan hanya merencanakan satu kali penurunan suku bunga tahun ini.
Menurut BEI, suku bunga tinggi dari The Fed kemungkinan akan terus berlanjut, sehingga investor mungkin akan memilih untuk mengalihkan investasi mereka ke produk yang dianggap lebih aman. Hal ini menjadi tantangan yang harus dihadapi.
Di sisi lain, faktor domestik yang mendorong peralihan investor saham adalah Pemilu 2024 pada Februari lalu. Pemilu ini membuat investor lebih cenderung menunggu perkembangan lebih lanjut. Selain Indonesia, sekitar 64 negara juga menghadapi proses pemilihan umum tahun ini, termasuk AS, Rusia, dan India.
Diketahui, menurut Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Mei 2024, total jumlah investor pasar modal sebanyak 12,93 juta investor. Sementara 5,72 juta diantaranya adalah investor saham. Pertumbuhannya naik 1,54% secara bulanan.
Pertumbuhan investor saham masih di bawah peningkatan jumlah investor Surat Berharga Negara (SBN). Investor SBN telah mencapai 1,09 juta per Mei 2024, jumlahnya tumbuh sekitar 8,48%.
Sementara Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), jumlah investor aset kripto terdaftar mencapai 18,25 juta per November 2023. Adapun pertumbuhan rata-rata pelanggan kripto setiap bulan lebih kurang 437.900 sejak Februari 2021.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anak Muda! Ini Modal Hari Tua Tenang Menurut Bursa
