Mantap! WIKA Kantongi Kontrak Baru Rp 8,86 T Hingga Mei 2024

Elga Nurmutia, CNBC Indonesia
Kamis, 04/07/2024 18:38 WIB
Foto: Dok: WIKA

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) berhasil mengantongi kontrak baru senilai Rp 8,86 triliun hingga Mei 2024. Kontribusi terbesar pada kontrak baru WIKA berasal dari segmen industri, kemudian disusul oleh segmen infrastruktur dan gedung serta segmen properti, dan EPCC.

Dari sisi kepemilikan, sebagian besar proyek yang diraih oleh WIKA berasal dari Pemerintah dan BUMN, dengan skema pembayaran monthly progress.

Capaian tersebut membuat posisi kontrak WIKA mengalami peningkatan menjadi Rp 52,31 triliun. Dari situ, sebanyak 97% kontrak yang ditangani WIKA memiliki pola pembayaran termin bulanan, sesuai dengan stream penyehatan yang dijalankan Perseroan. Dengan demikian, implementasi ini membuahkan hasil berkat diterimanya arus kas masuk yang berasal dari aktivitas operasi sebesar Rp 7,66 triliun sampai Mei 2024.


Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito (BW) menuturkan, perolehan kontrak baru ini termasuk proyek Muara Wahau Road Diversion, Water Treatment Plant Batam, dan sejumlah kontrak baru lainnya baik dari induk maupun anak perusahaan.

Setelah sukses dalam pembangunan dan pemeliharaan proyek Muara Wahau Road Diversion (MWRD) pada tahun 2023, WIKA kembali ditunjuk oleh PT Kaltim Prima Coal (KPC) untuk mengerjakan Rediversion MWRD sepanjang 18,9 km.

"Ini merupakan sinergi lanjutan antara KPC dan WIKA. Ini menunjukan bahwa KPC sebagai proyek owner tetap percaya dengan kualitas pekerjaan dan project delivery WIKA," ujar Agung dalam keterangan resminya, Kamis (4/7/2024).

Lebih jauh, pengerjaan Rediversion MWRD oleh KPC ditujukan untuk memindahkan jalur MWRD, yang semula dibangun sebagai jalan alternatif nasional di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur guna memperluas area operasi KPC.

Dengan nilai kontrak yang diterima perusahaan senilai Rp 550 miliar, WIKA dipercaya untuk mengerjakan pekerjaan tanah yang mencakup persiapan badan jalan, pengerasan jalan, penanganan tanah existing, serta konstruksi baja, dengan target rampung pada Desember 2025 mendatang.


(dpu/dpu)