Bursa Asia Dibuka Cerah, Indeks Topix Capai All Time High

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
04 July 2024 08:45
A man walks in front of an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, June 17, 2020. Major Asian stock markets declined Wednesday after Wall Street gained on hopes for a global economic recovery and Japan's exports sank. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Foto: Bursa Jepang (AP/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar Asia-Pasifik menguat pada Kamis (4/7/2024) pagi karena Topix Jepang melewati level tertinggi sepanjang masa di 2,886.50, yang sebelumnya dicatat pada Desember 1989.

Topix melonjak 0,56% pada perdagangan pagi, sedangkan Nikkei 225 naik 0,55%. Nikkei turun kurang dari 150 poin dari level tertinggi sepanjang masa di 40.888,43.

Kospi Korea Selatan naik 0,98%, sedangkan Kosdaq menguat 0,75%. S&P/ASX 200 Australia naik 1,08%. Indeks Hang Seng Hong Kongberjangka berada di 18,012, lebih tinggi dari penutupan terakhir HSI di 17,978.57.

Perusahaan-perusahaan Jepang telah melakukan kenaikan upah terbesar dalam tiga dekade pada tahun ini, menurut serikat pekerja terbesar di negara tersebut.

Gaji bulanan bagi pekerja yang didukung serikat pekerja akan naik rata-rata 5,1% pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2025, menurut survei perusahaan yang dilakukan sejak Maret oleh kelompok serikat pekerja Rengo.

Perusahaan-perusahaan besar dengan 300 atau lebih karyawan yang didukung serikat pekerja menaikkan gaji sebesar 5,19%, sementara perusahaan-perusahaan kecil menaikkan gaji sebesar 4,45%.

Pertumbuhan upah yang lebih tinggi akan membantu negara tersebut mewujudkan "siklus baik" kenaikan harga dan upah, sehingga memungkinkan Bank of Japan untuk menaikkan suku bunga dan menormalkan kebijakan moneternya.

Investor menilai data aktivitas bisnis Hong Kong yang dirilis pagi ini dan menunggu angka perdagangan Australia yang akan dirilis hari ini.

S&P Global melaporkan bahwa indeks manajer pembelian gabungan Hong Kong turun menjadi 48,2 pada bulan Juni, turun dari 49,2 pada bulan sebelumnya. Hal ini merupakan penurunan output sektor swasta selama dua bulan berturut-turut, dengan laju kontraksi pada bulan Juni yang merupakan yang tercepat dalam dua tahun terakhir.

Sementara itu, surplus perdagangan Australia diperkirakan menyusut menjadi 6,3 miliar dolar Australia ($4,23 miliar) dari sekitar AU$ 6,5 miliar.


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Dibuka Loyo: Nikkei Turun 0,35%, Awas IHSG Bisa Tertular

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular