Market Commentary

Saham BREN Anyep, IHSG Berbalik Jadi Loyo

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
02 July 2024 16:19
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada perdagangan Selasa (2/7/2024), mengakhiri penguatan selama empat hari beruntun.

Hingga akhir perdagangan, IHSG ditutup terkoreksi 0,2% ke posisi 7.125,14. Meski IHSG berakhir loyo pada hari ini, tetapi IHSG masih bertahan di level psikologis 7.100.

Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 9,8 triliun dengan volume transaksi mencapai 13 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 969.507 kali. Sebanyak 261 saham menguat, 270 saham melemah, dan 251 sisanya cenderung stagnan.

Tercatat sektor transportasi menjadi penekan terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini yakni mencapai 1,51%.

Selain itu, beberapa saham juga terpantau menjadi penekan (laggard) IHSG pada akhir perdagangan hari ini, berikut datanya:

Saham emiten energi baru terbarukan (EBT) milik konglomerat Prajogo Pangestu yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjadi penekan terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini yakni mencapai 10,7 indeks poin. Saham BREN pun ambruk 2,64% ke posisi Rp 10.150/unit.

Koreksi saham BREN membuat IHSG merana setelah sempat menghijau meski belum mampu untuk kembali menembus level psikilogis 7.200.

BREN berbalik arah ke zona merah setelah sembilan hari beruntun bergairah, membuat pasar mematik untuk melakukan aksi profit taking.

Di lain sisi, IHSG yang juga telah menguat selama empat hari beruntun juga membuat pasar cenderung merealisasikan keuntungannya di beberapa saham.

Selain itu, sikap investor yang cenderung wait and see membuat IHSG berbalik lesu pada akhir perdagangan hari ini. Hal ini karena investor menanti pidato Ketua bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), yakni Jerome Powell.

Powell akan menjadi pusat perhatian para pelaku pasar pada hari ini, sebab dapat memberikan petunjuk arah kebijakan suku bunga bank sentral.

Jerome Powell akan berpidato di acara Diskusi Panel Kebijakan oleh Forum Bank Sentral Eropa (ECB) tentang Perbankan Sentral 2024 di Sintra, Portugal.

Cukup penting diperhatikan bagaimana komentar Powell terhadap kondisi ekonomi global terkini dan prospek kebijakan moneter the Fed mendatang, terutama kini memasuki semester II-2024 sudah semakin dekat dengan pemilu AS.

Para pelaku pasar hingga saat ini menilai suku bunga The Fed akan dipangkas dua kali hingga akhir tahun ini.

Menurut data perangkat Fedwatch, pemangkasan pertama terjadi pada pertemuan September sebesar 25 basis poin menjadi 5,00% - 5,25%. Peluangnya sebesar 59,9%. Kemudian pada pertemuan Desember akan terjadi pemangkasan suku bunga sekali lagi sebesar 25 basis poin ke 4,75% - 5,00%.

Para pelaku pasar optimis bahwa suku bunga akan dipangkas dua kali mendapatkan dukungan dari komentar dari pejabat The Fedyang yakin kebijakan suku bunga saat ini mampu menekan inflasi ke target.

Presiden The Fed New York, John Williams mengatakan dia terus yakin tekanan harga sudah kembali ke tingkat yang ditargetkan oleh bank sentral, dalam komentar yang dibuat pada Minggu (30/6/2024) lalu.

"Saya yakin bahwa kami di The Fed berada di jalur untuk mencapai sasaran inflasi 2% secara berkelanjutan," kata Williams, dalam sebuah video untuk konferensi Bank for International Settlements yang dipublikasikan pada Senin kemarin. Pejabat tersebut tidak mengomentari prospek kebijakan moneter.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Balik Loyo, Perbankan Raksasa Jadi Biang Keroknya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular