Market Commentary

IHSG Menguat Lagi, 5 Saham Ini yang Topang

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Selasa, 02/07/2024 12:46 WIB
Foto: Pekerja memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada salah satu kantor Sekuritas di Jakarta, Selasa (25/6/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman))

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau kembali menguat pada perdagangan sesi I Selasa (2/7/2024), meski investor cenderung wait and see menanti pidato ketua bank sentral Amerika Serikat (AS).

Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG naik 0,15% ke posisi 7.150,36. IHSG pun masih cenderung bertahan di level psikologis 7.100.

Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 5,1 triliun dengan volume transaksi mencapai 8,1 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 577.067 kali. Sebanyak 254 saham menguat, 279 saham melemah, dan 240 saham cenderung stagnan.


Secara sektoral, sektor energi menjadi penopang terbesar IHSG di sesi I hari ini yakni mencapai 1,88%.

Selain itu, beberapa saham menjadi penopang IHSG pada sesi I hari ini. Berikut daftarnya.

Saham raksasa batu bara PT Bayan Resources Tbk (BYAN) menjadi penopang terbesar IHSG di sesi I hari ini, yakni mencapai

IHSG kembali menguat meski sempat terkoreksi ke zona merah sekitar satu jam setelah pembukaan perdagangan sesi I hari ini. Hal ini karena investor menanti pidato Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell.

Powell akan menjadi pusat perhatian para pelaku pasar pada hari ini, sebab dapat memberikan petunjuk arah kebijakan suku bunga bank sentral.

Jerome Powell akan berpidato di acara Diskusi Panel Kebijakan oleh Forum Bank Sentral Eropa (ECB) tentang Perbankan Sentral 2024 di Sintra, Portugal.

Cukup penting diperhatikan bagaimana komentar Powell terhadap kondisi ekonomi global terkini dan prospek kebijakan moneter the Fed mendatang, terutama kini memasuki semester II-2024 sudah semakin dekat dengan pemilu AS.

Para pelaku pasar hingga saat ini menilai suku bunga The Fed akan dipangkas dua kali hingga akhir tahun ini.

Menurut data perangkat Fedwatch, pemangkasan pertama terjadi pada pertemuan September sebesar 25 basis poin menjadi 5,00% - 5,25%. Peluangnya sebesar 59,9%. Kemudian pada pertemuan Desember akan terjadi pemangkasan suku bunga sekali lagi sebesar 25 basis poin ke 4,75% - 5,00%.

Para pelaku pasar optimis bahwa suku bunga akan dipangkas dua kali mendapatkan dukungan dari komentar dari pejabat The Fedyang yakin kebijakan suku bunga saat ini mampu menekan inflasi ke target.

Presiden The Fed New York, John Williams mengatakan dia terus yakin tekanan harga sudah kembali ke tingkat yang ditargetkan oleh bank sentral, dalam komentar yang dibuat pada Minggu (30/6/2024) lalu.

"Saya yakin bahwa kami di The Fed berada di jalur untuk mencapai sasaran inflasi 2% secara berkelanjutan," kata Williams, dalam sebuah video untuk konferensi Bank for International Settlements yang dipublikasikan pada Senin kemarin. Pejabat tersebut tidak mengomentari prospek kebijakan moneter.

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat