
Butuh Duit Rp 494 Juta Buat Buka Indomaret, Kapan Balik Modal?

Jakarta, CNBC Indonesia - Bisnis waralaba dapat menghasilkan pendapatan tambahan yang menggiurkan, bahkan tak jarang jika bisnis waralaba yang sukses bisa menjadi pendapatan utama.
Satu bisnis franchise yang terbilang populer adalah Indomaret. Merek yang bernaung di bawah bendera grup Salim ini mulai membuka pola kemitraan sejak 1997.
Dibutuhkan modal setidaknya Rp 494 juta untuk membuka satu gerai Indomaret dengan sistem waralaba. Tentu perlu diingat bahwa biaya tersebut dapat berbeda tergantung pada kondisi bentuk bangunan dan tipe toko.
Mengutip Detikcom, Regional Franchise Manager Indomaret, Bambang mengatakan skema bisnis Indomaret bisa dibilang autopilot. Artinya semua operasional tiap bulan dikelola oleh Indomaret.
Kemudian, Indomaret juga yang setiap bulan membantu menyusun laporan keuangan. Investor cukup menyediakan lahan dan bangunan.
Lantas, bagaimana pembagian keuntungan dari bisnis Indomaret?
Pada periode awal, pendapatan akan didistribusikan usai enam bulan. Setelah itu, keuntungan akan diberikan setiap 3 bulan sekali. Bambang tidak dapat memastikan waktu balik modalnya.
"Berdasarkan hasil survei lokasi yang kita anggap layak untuk dibuka Indomaret, sales kurang lebih berkisar di Rp 9-10 juta per hari. Dari sana, setelah dikurangi biaya-biaya lainnya, kurang lebih pertimbangan kita [balik modal] 39 sampai 43 bulan," kata dia, dikutip dari detikcom.
"Semua tetap di luar properti atau bangunannya. Itu yang kita perhitungkan untuk payback period atau break event point. Kalau udah termasuk bangunan, kita tidak bisa karena itu properti calon investor," tambah Bambang.
Pihak Indomaret tidak menetapkan paket harga yang menyesuaikan dengan ukuran gerai. Sejauh ini, ukuran hanya di minimum sebesar dua ruko atau lebar 10 meter atau dapat dikatakan luasnya sekitar 120-200 meter persegi.
"Tapi kalau daerah tertentu yang emang harus Indomaretnya ukurannya besar, sampai saat ini belum bisa kita waralabakan. Jadi kalau pernah melihat Indomaret Fresh, Indomaret Point, itu masih milik kami sendiri karena investasinya berbeda," ujar Bambang.
Bambang mengungkapkan juga bagaimana pengambilan royalty rate atau biaya royalti. Ia mengatakan Indomaret tidak mengambil royalty rate dari omzet toko di bawah Rp 175 juta.
"Kalau sampai Rp 200 juta, kita sistemnya progresif. Selisihnya saja yang kena 2% dikali Rp 25 juta. Nanti ada lagi, dari Rp 200 juta ke Rp 225 juta itu kena yang 3% tapi tetap Rp 25 juta dikali 3%," terangnya.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Berawal dari Toko Sembako Karyawan, Indomaret Kini Jadi Raja di RI
