Market Commentary

3 Saham Bank Raksasa Bikin IHSG Ngegas & Balik Ke 7.000-an Lagi

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
28 June 2024 10:38
Pekerja memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada salah satu kantor Sekuritas di Jakarta, Selasa (25/6/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman))
Foto: Pekerja memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada salah satu kantor Sekuritas di Jakarta, Selasa (25/6/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman))

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau berhasil melesat pada perdagangan sesi I Jumat (28/6/2024), di mana sudah tiga hari beruntun IHSG berada di zona hijau.

IHSG pun juga berhasil menyentuh kembali level psikologis 7.000 pada sesi I hari ini. Adapun terakhir IHSG berada di level ini pada perdagangan 4 Juni lalu.

Hingga pukul 10:00 WIB, IHSG melesat 1% ke posisi 7.037,53. Hal ini menandakan bahwa IHSG sudah bergairah selama tiga hari beruntun.

Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 8,4 triliun dengan volume transaksi mencapai 5,5 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 254.258 kali. Sebanyak 317 saham naik, 180 saham turun, dan 238 saham cenderung stagnan.

Secara sektoral, sektor keuangan kembali menjadi penopang terbesar IHSG di sesi I hari ini yakni mencapai 1,22%.

Selain itu, beberapa saham menjadi penopang IHSG pada sesi I hari ini. Berikut daftarnya.

Sejalan dengan sektor keuangan yang kembali menjadi movers IHSG di sesi I hari ini, saham perbankan raksasa kembali mendominasi movers sesi I, dengan saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) kembali menjadi penopang terbesar yakni mencapai 16,2 indeks poin.

IHSG berhasil melesat dan kembali menyentuh level psikologis 7.000 menjelang rilis data Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi atau PCEAmerika Serikat (AS) periode Mei 2024, yang merupakan ukuran inflasi yang dijadikan patokan oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Para ekonom yang disurvei Dow Jones memperkirakan PCE inti naik 0,1% dari bulan ke bulan dan 2,6% dibanding periode setahun sebelumnya (year-on-year/yoy)

Para trader berharap laporan ini akan menunjukkan tekanan harga yang mulai mereda yang dapat memperkuat kemungkinan bahwa Fed akan menurunkan suku bunga lebih lanjut tahun ini.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Euforia IHSG Kembali ke 7.300-an

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular