Inflasi AS Dinanti Pasar, Dolar Dibuka Turun Tipis ke Rp16.390

rev, CNBC Indonesia
Jumat, 28/06/2024 09:08 WIB
Foto: Penukaran uang dolar (AS) dan rupiah di Valuta Inti Prima (VIP) Money Changer, Menteng, Jakarta, Rabu (11/10/2023). (CNBC Indonesia/ Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kemudian dilanjutkan pelemahan di tengah penantian pelaku pasar perihal data inflasi AS yang akan dirilis malam hari ini.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat tipis 0,03% di angka Rp16.390/US$ pada hari ini, Jumat (28/6/2024). Namun tak sampai tiga menit sejak perdagangan dibuka, rupiah tergelincir hingga ke level Rp16.415/US$.

Sementara DXY pada pukul 08:56 WIB menguat 0,17% di angka 106,08. Angka ini lebih tinggi dibandingkan posisi kemarin (27/6/2024) yang berada di angka 105,9.


Tekanan terhadap rupiah pada hari ini tampak masih akan terjadi khususnya sentimen negatif pelaku pasar keuangan terhadap permasalahan global.

Isu-isu terkait kesinambungan fiskal di dalam negeri yang sempat membuat rupiah masih bergerak dikisaran Rp16.400/US$.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengatakan pergerakan kurs rupiah saat ini lebih banyak dipicu sentimen negatif global, mulai dari tensi geopolitik yang masih tinggi di berbagai negara, hingga tren suku bunga acuan yang tinggi juga masih akan berlangsung lama.

Sentimen yang tengah keras menjadi sorotan pelaku pasar keuangan menurutnya ialah potensi suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) Fed Fund Rate yang tak akan turun secara cepat pada tahun ini.

Selain itu, saat ini juga masih menunggu data inflasi PCE AS yang akan dirilis malam hari ini.

Jika inflasi PCE melandai atau lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya, maka hal ini akan semakin memperbesar potensi pemangkasan suku bunga The Fed dan berujung pada depresiasi DXY.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Konflik AS-Iran Makin Panas, IHSG & Rupiah Ikut Tertekan