Hasil Stress Test The Fed: Bank AS Kuat Salurkan Kredit Walau Resesi
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank-bank besar di Amerika Serikat (AS) telah lulus stress test tahunan terbaru mereka yang digelar bank sentral AS Federal Reserve (Fed). Hasilnya, bank-bank besar itu disebut akan mampu terus menyalurkan kredit kepada rumah tangga dan bisnis dalam resesi yang parah, bahkan ketika mengalami kerugian yang lebih besar dibandingkan stress test tahun lalu.
Mengutip The Wall Street Journal, penilaian tahun ini mengukur kemampuan 31 bank terbesar di sana, untuk mempertahankan tingkat modal yang kuat dalam menghadapi resesi hipotetis yang ditandai dengan pengangguran dua digit dan penurunan pasar saham yang parah.
Menurut The Fed, bank-bank secara kolektif akan kehilangan hampir US$685 miliar dalam skenario terburuk yang dibayangkan dalam resesi. Jumlah tersebut akan lebih besar dibandingkan tahun lalu, namun semua bank masih akan tetap berada di atas persyaratan modal minimum.
The Fed memperkirakan juga bahwa bank-bank akan mengalami kerugian lebih besar pada pengujian tahun ini karena mereka menghadapi proyeksi kerugian kartu kredit yang lebih tinggi, pinjaman korporasi yang lebih berisiko, dan proyeksi pendapatan yang lebih rendah.
Menurut Wakil Ketua Pengawasan The Fed Michael Barr, neraca bank "agak lebih berisiko dan pengeluarannya lebih tinggi," dalam pernyataannya.
"Tujuan dari pengujian kami adalah untuk membantu memastikan bahwa bank memiliki cukup modal untuk menyerap kerugian dalam skenario yang sangat penuh tekanan," kata Barr, dikutip dari The Wall Street Journal, Kamis (27/6/2024).
"Tes ini menunjukkan bahwa mereka mampu."
Tes tahunan ini bertujuan untuk menunjukkan kepercayaan terhadap kesehatan sistem perbankan. Jika kinerja bank buruk, maka bank akan menghadapi pembatasan otomatis terhadap distribusi pemegang saham dan kebijakan pembayaran bonus. Tidak ada bank yang menghadapi batasan tersebut sepanjang sejarah tes ini digelar.
Hasil tes terbaru ini dapat memberi bank dan pelobi mereka lebih banyak amunisi untuk melawan kenaikan besar dalam persyaratan modal, yang telah dilontarkan oleh The Fed dan regulator lainnya. Para pendukung rencana tersebut mengatakan bahwa hal ini akan meningkatkan ketahanan sistem keuangan secara keseluruhan setelah serangkaian kegagalan bank-bank regional tahun lalu.
Stress test tahun ini mencakup resesi global yang parah di mana tingkat pengangguran di AS melonjak hingga 10%, harga rumah anjlok sebesar 36%, dan harga real estat komersial turun sebesar 40%.
Masalah lain dalam tes tahun ini adalah "analisis eksplorasi" terhadap sistem yang menunjukkan bahwa bank dapat bertahan dari terulangnya krisis simpanan pada tahun 2023 atau potensi bencana pada dana lindung nilai. Bank-bank terbesar secara keseluruhan bisa mengalami kerugian hingga US$85 miliar jika lima dana lindung nilai besar gagal, menurut temuan The Fed.
Stress tes ini diperkenalkan setelah krisis keuangan tahun 2008-2009, ketika pemerintah AS memberikan dana talangan kepada beberapa lembaga keuangan terbesar. Hasil pengujian pertama membantu memulihkan kepercayaan investor terhadap sistem perbankan.
Selama bertahun-tahun, stress test tahunan telah menghilangkan banyak tekanan yang pernah dialami bank-bank besar dan tidak lagi ditakuti oleh para bankir.
(fsd/fsd)