
Pejabat Fed Pasang Sikap Hawkish, Dolar Naik ke Rp16.420

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca pejabat bank sentral AS (The Fed) mengisyaratkan potensi kenaikan suku bunga.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka melemah 0,09% di angka Rp16.385/US$ pada hari ini, Kamis (27/6/2024). Bahkan hanya dalam dua menit sejak perdagangan dibuka, rupiah kembali tertekan hingga Rp16.420/US$.
Sementara DXY pada pukul 08:51 WIB melemah 0,04% di angka 106,01. Angka ini lebih rendah dibandingkan posisi kemarin (26/6/2024) yang berada di angka 106,05.
Direktur Utama PT Trimegah Asset Management, Antony Dirga mengatakan pelemahan rupiah masih terkait wait & see investor terkait arah kebijakan suku bunga bank sentral AS (The Fed) dan arah kebijakan fiskal pemerintahan baru Prabowo-Gibran.
Untuk diketahui, dalam dot plot Juni 2024, The Fed meyakini masih ada harapan untuk pemangkasan suku bunga sebanyak satu kali. Kendati adanya harapan, namun jumlah pemangkasan suku bunga tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan dot plot Maret 2024 yang menyatakan terdapat tiga kali penurunan suku bunga.
Sementara dari sisi kebijakan fiskal, sempat beredar kabar bahwa ada potensi jumlah utang terhadap PDB (debt to GDP ratio) di masa pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto akan mendekati angka 50% disertai dengan defisit fiskal mendekati 2,8%.
Selain itu, tingginya DXY yang salah satunya diakibatkan pernyataan Gubernur Fed Michelle Bowman memberikan efek negatif bagi mata uang Garuda.
Bowman menyatakan bahwa belum saatnya untuk mulai menurunkan suku bunga dan bahkan mengisyaratkan kemungkinan kenaikan suku bunga jika inflasi tetap tinggi.
Jika hal ini benar terjadi, maka DXY akan semakin lama bertahan di level saat ini bahkan tidak menutup kemungkinan DXY mengejar angka yang lebih tinggi.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Tergelincir, Dolar Lanjut Naik ke Rp16.195