Market Commentary

IHSG Balik Ke 6.900-an Lagi, Saham AMMN Jadi Penopang

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
26 June 2024 16:32
Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup cerah pada perdagangan Rabu (26/6/2024), berkebalikan dengan kondisi pada perdagangan kemarin yang berakhir merana.

IHSG ditutup menguat 0,33% ke posisi 6.905,64. IHSG akhirnya berhasil kembali ke level psikologis 6.900 pada hari ini. Terakhir IHSG menyentuh level psikologis ini yakni pada perdagangan 10 Juni lalu.

Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 9,3 triliun dengan melibatkan 13miliar lembar saham yang diperdagangkan sebanyak 772.065 kali. Sebanyak 294 saham terapresiasi, 246 saham terdepresiasi, dan 249 saham cenderung stabil.

Secara sektoral, sektor bahan baku menjadi penopang terbesar IHSG di sesi I hari ini yakni mencapai 1,14%.

Selain itu, beberapa saham juga terpantau menjadi penggerak atau movers IHSG. Berikut daftarnya.

Saham pertambangan mineral Grup Salim PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menjadi penopang terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini, yakni mencapai 18 indeks poin. Saham AMMN ditutup melonjak 5,29% menjadi Rp 11.450/unit.

Kembali bergairahnya saham AMMN setelah manajemen perseroan membenarkan atas transaksi pengalihan atas saham AMMN oleh Direktur Utama, Bapak Alexander Ramlie.

"Pengalihan saham ini dilakukan pada tanggal 25 Juni 2024 dengan mematuhi peraturan pasar modal yang berlaku dan merupakan bagian dari rencana penetapan waris - estate planning - oleh Bapak Alexander Ramlie," tulisnya, Selasa (25/6/2024).

Investor tampaknya kembali memburu saham-saham di Indonesia, terutama saham-saham berkapitalisasi pasar (big cap), sehingga IHSG berhasil menguat pada hari ini.

Sentimen pasar dari dalam negeri cenderung membaik sedikit setelah digelarnya Konferensi Pers terkait Kondisi Fundamental Ekonomi Terkini dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.

Baik pemerintah maupun tim Prabowo menegaskan jika pemerintahan Prabowo-Gibran Rakabuming Raka akan tetap menjalankan APBN 2025 secara prudent, termasuk dengan tetap menetapkan ambang defisit maksimal 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) serta rasio utang terhadap PDB sebesar 60%.

Pernyataan ini menjawab kekhawatiran banyak pihak jika belanja pemerintahan Prabowo akan membuat defisit ke atas 3% dan rasio utang mendekati 60%.
Sementara itu, ekonomi Indonesia diperkirakan masih akan tumbuh stabil di atas 5% hingga 2025.

Menurut laporan Bank Dunia berjudul Indonesia Economic Prospects, pertumbuhan PDB Indonesia diperkirakan mencapai rata-rata 5,1% per tahun pada 2024 hingga 2026.

Meski begitu, pengelolaan APBN tahun depan tergolong cukup berat, mengingat selain akan adanya program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan anggaran Rp 71 triliun, juga terdapat utang jatuh tempo dengan jumlah cukup besar yakni Rp 800,33 triliun yang terdiri dari SBN Rp 705,5 triliun dan pinjaman Rp 94,83 triliun.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Euforia IHSG Kembali ke 7.300-an

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular