
Wall Street Dibuka Variatif, Investor Tunggu Data Inflasi AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham Amerika Serikat (AS) cenderung sedikit bergerak variatif pada perdagangan hari ini, Senin (24/6/2024).
Sebelumnya pada Kamis pekan lalu, S&P 500 mencetak rekor intraday sebesar 5.505,53. Tolok ukur ekuitas naik 0,6% minggu lalu, mencatatkan minggu positif kedelapan dalam sembilan minggu.
Namun, tanda-tanda kelelahan sudah mulai muncul baru-baru ini terutama dengan pasar kelas berat Nvidia aksi jual berturut-turut.
Indeks pasar luas diperdagangkan tepat di bawah garis datar, sedangkan Nasdaq Composite kehilangan 0,2%. Dow Jones Industrial Average naik 86 poin, atau 0,2%.
Produsen chip ini (Nvidia) turun 4% minggu lalu setelah dua penurunan berturut-turut lebih dari 3%. Kemunduran ini terjadi setelah Nvidia sempat mencopot Microsoft sebagai perusahaan paling berharga di AS. Analis grafik juga menunjukkan pola bearish dalam perdagangan Nvidia baru-baru ini.
"Kinerja harga yang ekstrim mungkin akan menghadapi beberapa hambatan di masa depan bukan merupakan dakwaan terhadap fundamental dari raksasa AI ini, namun lebih berhati-hati mengenai seberapa jauh saham telah bergerak, dan seberapa cepat," Katie Nixon, CIO di Northern Trust Wealth Management, kata Nvidia dikutip dari CNBC International.
Namun, antusiasme seputar kecerdasan buatan telah mengangkat pasar secara signifikan tahun ini bahkan ketika para investor bergulat dengan perubahan ekspektasi terhadap penurunan suku bunga dan perlambatan ekonomi. S&P 500 telah naik hampir 15% tahun ini setelah mencatatkan 31 rekor penutupan.
Lebih lanjut, investor akan mencermati data pengeluaran konsumsi pribadi bulan Mei, yang merupakan ukuran inflasi pilihan bank sentral AS (The Fed), yang akan dirilis pada Jumat pekan ini.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Setelah Nasdaq Pecah Rekor, Wall Street Melemah
