Analis Kasih Sinyal Saham BNI (BBNI) Menarik, Waktunya Serok?

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
24 June 2024 15:30
Gedung Bank Negara Indonesia (BNI). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Gedung Bank Negara Indonesia (BNI). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) disebut sebagai salah satu bank big-cap yang menarik di tengah tekanan yang terjadi di pasar modal Indonesia karena fundamental yang kuat dan valuasi yang atraktif.

Dalam satu bulan terakhir, IHSG mengalami tren pelemahan yang dalam yang diikuti dengan aksi jual investor asing terutama di saham-saham perbankan dengan nilai kapitalisasi pasar besar. Semua bank KBMI-IV dilepas asing dengan nilai triliunan.

Jonathan Gunawan Equity Analyst Trimegah Sekuritas menerangkan saham-saham big bank memang terkoreksi dan menekan IHSG karena bobot yang besar.

Terlebih lagi dengan depresiasi nilai tukar rupiah saham-saham ini ikut terkena sentimen negatif dan memicu aksi jual asing yang semakin menekan performa kinerja harga sahamnya. Namun secara fundamental kinerja big bank masih solid.

"Semua bank big caps sebenarnya sudah mengalami de-rating secara valuasi" kata Jonathan. Namun Ia sendiri melihat BBNI menjadi saham yang atraktif karena diskonnya cukup dalam. Bank KBMI-IV lain masih ditransaksikan di atas 2x PBV sedangkan BBNI mendekati 1x PBV di bawah valuasi historisnya." Ungkapnya. Senin (24/6/2024).

Konsistensi pencapaian kinerja yang solid sebagai hasil positif dari progres transformasi bank dalam beberapa tahun terakhir dinilai sebagai keunggulan bank pelat merah tersebut. Hal ini pun membuat BNI dinilai menarik di mata investor, baik investor institusi maupun ritel.

Hal tersebut juga tercermin dari manuver asing di saham perbankan KBMI-IV. Di antara yang lain, nilai net sell asing di saham BBNI sepanjang tahun berjalan merupakan yang paling kecil yaitu di bawah Rp 1 triliun.

Dalam tiga tahun terakhir, BBNI mampu menunjukkan pemulihan impresif setelah pandemi Covid-19 melanda. Pada 2021, BNI mampu menorehkan laba bersih hingga 3 kali lipat dari laba 2020 atau tumbuh 232,2% menjadi Rp 10,89 triliun. Perolehan laba kala itu pun melampaui ekspektasi pasar.

Pada 2022, kinerja BNI tidak kalah menjanjikan karena mampu mencapai laba Rp 18,31 triliun atau tumbuh 68% dibandingkan 2021. Pada masa ini, BNI pun menyentuh rekor perolehan laba tertinggi sepanjang sejarahnya.

Beralih ke 2023, perolehan laba BNI tumbuh 14,2% dibandingkan rekornya di 2022. Dengan begitu laba BNI menjadi Rp 20,9 triliun dan kembali menjadi yang tertinggi dalam sejarah perusahaan. BNI juga menyalurkan kredit mencapai Rp695 triliun sepanjang tahun 2023, naik 7,6% secara tahunan.

Di tiga bulan pertama tahun ini, BNI juga mampu menorehkan kinerja yang baik di tengah kondisi likuiditas yang menantang dan kondisi geopolitik yang belum mereda. Hal ini tercermin dari perolehan laba menjadi Rp 5,33 triliun, naik 2% dibandingkan kuartal I-2023 senilai Rp 5,22 triliun. Peningkatan laba ini didorong utamanya dari stabilnya kondisi kualitas aset BNI, pertumbuhan fee based income dan loan recovery yang solid, serta peningkatan kredit yang diatas target aspirasi tahun ini atau 9,6% menjadi Rp 695,16 triliun dibandingkan kuartal I-2023 senilai Rp 634,33 triliun.

CASA atau dana murah BNI juga meningkat 6% menjadi Rp 543,5 triliun, dibandingkan kuartal I-2023 senilai Rp 512,54 triliun. Peningkatan CASA ini tidak lepas dari kepercayaan nasabah dalam menggunakan layanan digital BNI. Hal ini terlihat dari nilai transaksi dari BNI Mobile Banking mencapai Rp347 triliun atau tumbuh 36% Year on Year, serta nilai transaksi dari Cash Management yang mencapai Rp1,608 triliun atau tumbuh 11.6% year on year.

"Di tengah tren depresiasi nilai tukar rupiah, BBNI memiliki strategi Asset & Liabilities Management yang kuat, dimana salah satunya BNI menerbitkan global bond senilai USD 500Mn sebagai alternatif sumber pendanaan di tengah kondisi likuiditas yang masih challenging terutama pada sisi valas. Penerapan strategi likuiditas konservatif, strategi pengelolaan kualitas aset yang prudent, serta upaya terus meningkatkan fee-based income termasuk loan recovery merupakan key point untuk menjaga NIM masih dapat terjaga stabil dan net profit tetap dapat tumbuh hingga akhir tahun ini." Ungkap Jonathan.

Melihat kekuatan fundamental dari saham BBNI tersebut, Jonathan memberikan rekomendasi beli saham BBNI dengan target harga Rp 6.000. Apabila pada perdagangan kemarin (14 Jun 2024) harga saham BBNI ditutup di Rp 4.310, maka potensi upside-nya mencapai 39%.


(ayh/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kualitas Kredit Membaik, Segini Proyeksi Laba BNI di 2024

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular