Indofarma Terjerat Pinjol Jadi Sorotan, Ini Profil Direktur Utama

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
24 June 2024 09:45
Indofarma. (Dok. indofarma)
Foto: Indofarma. (Dok. indofarma)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indofarma Tbk. (INAF) kini menjadi sorotan usai terbongkarnya penyebab kinerja keuangan perseroan yang memburuk, mulai dari penarikan uang dari pinjol yang dilakukan pada 2022 sebesar Rp 1,26 miliar hingga gaji karyawan yang dicicil.

Pucuk pimpinannya pun ikut menjadi sorotan. Saat ini INAF dipimpin oleh Yeliandriani yang menjabat sebagai direktur utama. Ia juga membenarkan pernyataan beredarnya berita terkait PT Indofarma yang terjerat pinjol.

Yeliandriani mengemban jabatan sebagai direktur utama sejak 11 Januari 2024 hingga tahun 2027 berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).

Ia merupakan lulusan S1 - Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Swadaya. Diploma III - Akuntansi, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Dan Diploma III - Akuntansi, Universitas Andalas.

Sebelumnya menjadi dirut, Ia memulai karirnya sebagai Pengendali Teknis Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) pada 1987 hingga 2016. Kemudian pada 2016 hingga 2018 menjadi Kepala Satuan Pengawasan Internal PT Berdikari (Persero).

Pada tahun 2018 hingga 2023 Ia menjabat Direktur Keuangan dan SDM PT Berdikari (Persero).

Berdasarkan pengamatan dan hasil rapat Dewan Direksi PT Bio Farma (Persero) dan Dewan Komisaris/Dewan Direksi pada tanggal 3 Januari 2024, situasi di PT Indofarma Tbk mempunyai beberapa gambaran. Hasil audit BPK di tahun 2023 ditemukan adanya indikasi praktik fraud dalam PT Indofarma Tbk.

"Situasi ini sudah kami duga di tahun 2021, dimana Dewan Komisaris PT Indofarma Tbk sudah mengajukan audit dari pihak luar untuk masalah yang terjadi. Akan tetapi audit tersebut tidak pernah terjadi, sampai adanya audit BPK di tahun 2023," kata Laksono Trisnantoro sebagai Komisaris Utama.

Selanjutnya, pada rapat tanggal 3 Januari 2024 dinyatakan bahwa Holding BUMN Farmasi tidak lagi menggunakan jalur transformasi BUMN di mana PT Indofarma Tbk disiapkan menjadi perusahaan di dalam Holding yang menangani alat kesehatan dan herbal.

"Hal ini terkait kondisi perusahaan di tahun 2023 yang tidak memungkinkan lagi bagi PT Indofarma Tbk untuk menjadi pelaku di alat kesehatan dan herbal. Direksi PT Bio Farma (Persero) dalam rapat menyatakan bahwa kegiatan usaha alat kesehatan dan herbal dialihkan ke perusahaan lain di dalam Holding," tulisnya.

Terakhir, terjadi downsizing di perusahaan dengan RKAP dari Rp450 miliar menjadi Rp250 miliar. Disamping itu PT Indofarma Tbk berada di dalam penanganan PPA untuk mengatasi masalah saat ini.

"Saya menjabat sebagai Komisaris Utama PT Indofarma Tbk sejak April tahun 2021 dalam rangka mengembangkan alat kesehatan dan herbal sesuai transformasi Holding BUMN Farmasi," imbuhnya.

Akan tetapi situasi saat ini, tidak memungkinkan lagi ada pengembangan alat kesehatan dan herbal di PT Indofarma Tbk sesuai dengan Transformasi BUMN di tahun 2020.

"Oleh karena itu dengan rendah hati Kami mengajukan pengunduran diri sebagai Komisaris Utama PT Indofarma Tbk. Saya berharap pengunduran diri ini dapat diterima oleh Kementerian BUMN dan Holding BUMN Farmasi," pungkasnya.

Kemelut Indofarma ini disinyalir berdampak pada penunggakan gaji karyawan. Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo buka-bukaan perihal situasi terkini yang membelit PT Indonesia Farma Tbk. (Indofarma), anak usaha PT Bio Farma (Persero), yang berbisnis di bidang farmasi dan alat kesehatan.

Khusus tunggakan gaji karyawan, Tiko, sapaan akrab Kartika, tidak hafal secara perinci terkait hal tersebut. "Saya nggak hapal ya. Tapi kita lagi proses PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang)," katanya usai menghadiri Peluncuran Transformasi BULOG di Kartika Expo, Balai Kartini, Jakarta, Rabu (22/5/2024).

Tiko menekankan kalau PKPU menjadi fokus saat ini. Paralel dengan itu, fraud di tubuh perseroan juga ditangani. "Setelah ini kita hitung ulang berapa kebutuhannya untuk pegawai," ujar Tiko.

Sebelumnya, Staf khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengungkapkan jika sejak tahun lalu pembayaran gaji karyawan Indofarma bermasalah dan tersendat. Namun, Ia mengatakan jika permasalahan tersebut dibantu oleh induk perusahaan Indofarma, yakni Biofarma.

"Ya sekarang sudah mulai ngadet karena sudah terlalu banyak uang Bio Farma yang disedot oleh Indofarma, paham ya?," ujar Arya kepada media, Selasa (22/5/2024).


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Kinerja Jeblok, Saham INAF Masih Menarik Dikoleksi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular