Rupiah Melemah ke Rp16.450, Airlangga Tegaskan Fundamental RI Sehat!

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
Jumat, 21/06/2024 14:15 WIB
Foto: Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia. (Istimewa)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah terus melanjutkan pelemahannya terhadap dolar AS. Mata uang Garuda berada di level Rp 16.450 per dolar AS. Dalam perdagangan pagi ini, Jumat (21/6/2024), rupiah dibuka Rp 16.440 terhadap dolar AS, melemah 0,09%.

Posisi ini merupakan yang terparah sejak era pandemi Covid-19 yang terjadi sekitar empat tahun lalu.


Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pelemahan rupiah ini disebabkan oleh suku bunga acuan di Amerika Serikat (AS). Adapun, fundamental ekonomi Indonesia cukup kuat. Buktinya, kata Airlangga, pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif tinggi di level 5,11%, kemudian inflasi rendah di 2,8%.

"Kemudian dari segi trade, surplus. Kemudian juga dari daya saing juga relatif tinggi, kita juga dari IMD 27 dari 34, loncat 7 poin, bahkan kita lebih tinggi dari berbagai negara. Jadi secara fundamental Indeks Keyakinan Konsumen juga baik, PMI juga positif diatas 50, jadi fundamental kita kuat," paparnya.

Kendati demikian, faktor sentimental regional tetap harus dijaga. Selain itu, investasi Indonesia harus terus digenjot ke depannya.

"Kemudian DHE kita dorong dan kita minta kepada para pengusaha yang ekspornya masih punya devisa di luar negeri untuk dimasukkan ke dalam negeri," katanya.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Edi Susianto menegaskan secara fundamental, penilaian terhadap rupiah sebenarnya tidak ada masalah. Indikator ekonomi Indonesia cukup baik.

"Lebih banyak pergerakan nilai tukar ini dipengaruhi sentimen global," tegasnya kepada CNBC Indonesia.

Sentimen global ini di antaranya, divergensi suku bunga. Sejumlah bank sentral dunia sudah, bahkan ancang-ancang untuk memangkas suku bunga. Sementara itu, Fed Fund Rate belum menunjukkan adanya potensi penurunan.

Namun, BI memastikan tetap berada di pasar. Edi menegaskan triple intervention tetap dijalan, yakni intervensi pasar spot dan DNDF, serta pembelian SBN di pasar sekunder.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS