Dolar Naik Terus, Simpanan Valas Warga RI Makin Gemuk

mkh, CNBC Indonesia
21 June 2024 13:05
Penukaran uang dolar (AS) dan rupiah di Valuta Inti Prima (VIP) Money Changer, Menteng, Jakarta, Rabu (11/10/2023). (CNBC Indonesia/ Faisal Rahman)
Foto: Penukaran uang dolar (AS) dan rupiah di Valuta Inti Prima (VIP) Money Changer, Menteng, Jakarta, Rabu (11/10/2023). (CNBC Indonesia/ Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga Penjamin Simpanan mencatat simpanan valuta asing (valas) per April 2024 senilai Rp 1.346 triliun, naik 11,2% secara tahunan (yoy). Simpanan valas berkontribusi 15,5% terhadap total dana pihak ketiga (DPK) yang tersimpan di industri perbankan. 

Berdasarkan jumlah akun, simpanan valas tercatat sebesar 3,55 juta rekening dan berkontribusi 0,6% terhadap total rekening di perbankan. 

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti mengatakan bahwa hal itu mengindikasikan meningkatnya penyimpanan valas dari devisa hasil ekspor. 

"Kalau kita lihat reksus di bank, isinya semua TD Valas DHE SDA, khususnya meningkat pesat dan ini juga terindikasi kalau kita lihat DPK Valas naik tinggi sekali, even sudah di adjust dengan kurs rupiah yang saat ini mengalami pelemahan, meningkatnya double digit, 11% lebih, jadi artinya memang dana-dana itu ada di Indonesia, tapi memang tidak semua ditempatkan dalam TD Valas DHE," kata Destry, saat konferensi pers di Kantor Pusat BI, Jakarta, Kamis (20/6/2024).

Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan bahwa DPV valas menyentuh level tertinggi dalam 20 tahun terakhir. 

"Level tertinggi dalam sejarah 20 tahun terakhir," kata Purbaya belum lama ini. 

Purbaya menambahkan bahwa hal yang terpenting adalah pertumbuhan DPK valas seiring dengan rupiah. Dengan demikian tidak ada perpindahan dari deposan rupiah ke dolar. "Artinya masyarakat masih comfortable dengan keadaan ekonomi sekarang artinya confident mereka ke rupiah masih tinggi walaupun ada pelemahan," katanya.

Adapun per Mei 2024, Bank Indonesia mencatat pertumbuhan DPK mencapai 8,63% yoy.

Mengutip data Refinitiv rupiah pada Jumat (21/6/2024) dibuka Rp16.440 terhadap dolar AS, melemah 0,09%. Dengan demikian rupiah masih berada di level terpuruk sejak Pandemi Covid-19 pada 2020 silam.

Berdasarkan analisa teknikal, resistance yang perlu diantisipasi selanjutnya sebagai area pelemahan lanjutan berada di level psikologis Rp16.500/US$, sebaliknya jika level Rp16.400/US$ ditembus ke bawah, ada potensi bisa ke support selanjutnya di Rp16.350/US$ yang berasal dari low candle intraday 19 Juni 2024.

Sejumlah bank milik asing di Indonesia sudah menjual dolar AS pada level lebih dari Rp 16.700 hari ini, Jumat (21/6/2024). Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia HSBC Indonesia memasang harga jual dolar AS Rp 16.717 dan UOB Indonesia Rp 16.706.

Sementara itu, bank-bank jumbo di Tanah Air menjual dolar sekitar Rp 16.545 hingga Rp 16.600-an. Selengkapnya


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Breaking! Rupiah Ambruk 1%, Dolar Tembus Rp16.260

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular