Dolar Tembus Rp16.400 Usai BI Rate, Rupiah Bakal Lanjut Melemah?

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
21 June 2024 08:25
Petugas menghitung uang  dolar di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Blok M, Jakarta, Senin, (7/11/ 2022)
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah masih tertekan di hadap dolar Amerika Serikat (AS), bahkan menyentuh di atas level Rp16.400/US$ setelah Bank Indonesia (BI) mempertahankan kembali suku bunga.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,4% di angka Rp16.425/US$ pada Kamis (20/6/2024). Anjloknya rupiah ini berbeda dengan penutupan perdagangan hari sebelumnya (19/6/2024) yang menguat sebesar 0,21%.

Rupiah masih berada di level terpuruk sejak Pandemi Covid-19 pada 2020 silam.

Sebagaimana diketahui, BI kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 20-21 Juni 2024.

Sedangkan suku bunga Deposit Facility naik ke posisi 5,50% dan suku bunga Lending Facility sebesar 7%.

"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Juni 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate 6,25%," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (20/6/2024)

Hal ini sudah sesuai dengan prediksi pasar sebelumnya. Konsensus CNBC Indonesia yang dihimpun dari 11 lembaga/institusi dengan sepakat memperkirakan BI akan tetap di level 6,25% atau tidak mengalami kenaikan maupun penurunan pada pertemuan Juni ini.

"Keputusan ini konsisten dengan kebijakan moneter pro stabilitas sebagian langkah preemptive dan forward looking untuk pastikan inflasi sesuai sasaran 2,5 plus minus 1% pada 2024 dan 2025," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (20/6/2024)

Meskipun begitu, BI membuka peluang suku bunganya akan di diturunkan pada waktu mendatang. Hal ini didukung oleh fundamental ekonomi dalam negeri pada level yang baik.

"Ke depan akan ada ruang suku bunga BI turun ya masih ada," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (20/6/2024).

Sisi fundamental menurutnya rupiah bisa menguat, diukur dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inflasi terkendali dan defisit transaksi berjalan. Keseluruhan komponen tersebut sejauh ini masih bagus.

Hanya saja, Perry menambahkan bahwa situasi eksternal masih diliputi ketidakpastian. Terutama disebabkan oleh kebijakan suku bunga acuan AS dan ketegangan geopolitik. Sementara dalam negeri ada sentimen negatif yang berasal dari kekhawatiran akan pengelolaan fiskal ke depan.

Teknikal Rupiah

Secara teknikal, rupiah masih kokoh dalam tren pelemahan, bahkan sudah menembus level psikologis Rp16.400/US$. Posisi ini kemarin menjadi resistance dan sekarang sudah berubah menjadi support terdekat.

Resistance yang perlu diantisipasi selanjutnya sebagai area pelemahan lanjutan berada di level psikologis Rp16.500/US$, sebaliknya jika level Rp16.400/US$ ditembus ke bawah, ada potensi bisa ke support selanjutnya di Rp16.350/US$ yang berasal dari low candle intraday 19 Juni 2024.

Pergerakan rupiah melawan dolar ASFoto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS

CNBC INDONESIA RESEARCH


(tsn/tsn)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Dibuka Kembali Merana, Dolar Balik Lagi ke Rp 16.020

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular