
Biaya Hidup Naik, Warga RI Pilih Beli Mobil Bekas Ketimbang Baru

Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan mobil baru terpantau lesu. Masyarakat lebih memilih membeli mobil bekas di tengah biaya hidup yang kian meningkat.
Salah satu perusahaan pembiayaan misalnya, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) menyebutkan adanya penurunan penjualan mobil baru menjadi sebesar Rp3,8 triliun. Pada periode yang sama segmen mobil bekas naik menjadi Rp 2,0 triliun.
Chief Financial Officer (CFO) Adira Finance Sylvanus Gani mengatakan, pihaknya berharap ke depannya kondisi ekonomi dapat berangsur membaik sehingga daya beli masyarakat untuk membeli mobil baru pun meningkat.
"Perusahaan berharap ke depannya kondisi ekonomi dapat berangsur membaik, daya beli masyarakat meningkat, sehingga dapat memperkuat permintaan industri otomotif dan mendorong kinerja perusahaan pembiayaan," ujar Gani kepada CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.
Setali tiga uang, PT CIMB Niaga Auto Finance tbk (CNAF) pun merasakan hal yang sama. Meski pembiayaan mobil barunya tidak turun, namun pergerakannya masih lebih sedikit dari pertumbuhan kredit mobil bekas.
Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman mengatakan, hingga bulan April 2024, jumlah outstanding pembiayaan kendaraan baru di CNAF mencapai Rp3,53 triliun atau meningkat 8% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp3,27 Triliun.
Angka ini jauh dibawah pembiayaan kendaraan bekas di CNAF sampai dengan bulan April 2024 mencapai Rp6,07 Triliun atau meningkat 52% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp3,99 Triliun.
"CNAF mengharapkan regulator akan merespons pelemahan pembayaran nasabah dikarenakan biaya hidup masyarakat yang meningkat dengan meluncurkan program stimulus seperti halnya program restruktusasi Covid," ujar Ristiawan.
Pelemahan pembiayaan kendaraan baru ini seiring dengan menurunnya penjualan kendaraan baru pada Januari-April 2024.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), wholesales atau penjualan mobil dari pabrikan ke diler di empat bulan awal ini anjlok dalam mencapai 22,8% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Sepanjang Januari-April 2024, total wholesales yang dibukukan seluruh pabrikan mobil 263.706 unit, turun jauh dibanding periode yang sama tahun lalu sebanyak 341.582 unit.
Sementara itu, total angka penjualan ritel atau dari diler ke konsumen di Januari-April 2024 hanya 289.551 unit. Angka ini juga turun hingga 14,8% dibanding penjualan ritel yang sama di empat bulan awal 2023, yang masih terjual sebanyak 339.954 unit.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article No.3 Mengejutkan! Kelas Menengah Diminta Setop Beli 5 Barang Ini
