Bursa Asia Dibuka Variatif, Investor Wait and See Data Tenaga Kerja AS

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
20 June 2024 08:49
Passersby are reflected on an electronic board showing the exchange rates between the Japanese yen and the U.S. dollar, the yen against the euro, the yen against the Australian dollar, Dow Jones Industrial Average and other market indices outside a brokerage in Tokyo, Japan, August 6, 2019.   REUTERS/Issei Kato
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar Asia-Pasifik memulai hari dengan beragam usai China mempertahankan suku bunga acuan pinjaman. Investor turut mencermati data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis nanti malam karena berkaitan dengan suku bunga The Fed.

Kospi Korea Selatan naik 0,06%, sedangkan saham kecil Kosdag naik tipis 0,04%. Nikkei 225 Jepang dan Topix yang berbasis luas memulai hari dengan penurunan masing-masing sebesar 0,28% dan 0,12%. S&P/ASX 200 Australia sedikit turun.

Tiongkok mempertahankan suku bunga pinjaman acuan tidak berubah pada penetapan bulanan pada hari Kamis, sejalan dengan ekspektasi pasar.

Suku bunga pinjaman utama (LPR) satu tahun dipertahankan pada 3,45%, sedangkan LPR lima tahun tidak berubah pada 3,95%.

Dalam survei Reuters terhadap 30 pelaku pasar yang dilakukan minggu ini, 21, atau 70% dari seluruh responden, memperkirakan kedua suku bunga tidak akan berubah.

Sebagian besar pinjaman baru dan terutang di Tiongkok didasarkan pada LPR satu tahun, sedangkan suku bunga lima tahun mempengaruhi harga hipotek.

Di sisi lain, investor Asia menantikan rilis data klaim awal pengangguran Amerika Serikat yang akan diumumkan malam nanti. Hal ini berkaitan dengan kebijakan moneter bank sentral AS terutama suku bunga.

Berdasarkan konsensus Tradingeconomics, klaim awal pengangguran diperkirakan akan turun menjadi 235 ribu dari pekan sebelumnya sebesar 242 ribu.

Jika konsensus terjadi, diperkirakan ekspektasi mengenai penurunan suku bunga sebanyak dua kali akan kembali berubah menjadi satu kali saja di sepanjang 2024. Sebab tenaga kerja yang masih kuat.

Saat ini para pelaku pasar memperkirakan akan ada pemangkasan suku bunga Bank Snetral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve atau Teh Fed sebanyak dua kali pada tahun ini. Namun, harapan ini tidak didukung oleh para pejabat The Fed yang bernada negatif.

Menurut perangkat FedWatch, peluang The Fed memangkas suku bunga akan terjadi pada September dan Desember. Masing-masing sebanyak 25 basis poin dari saat ini 5,25% - 5,50% menjadi 4,75% - 5,00% pada akhir tahun.

Ekspektasi tersebut disebabkan oleh data penjualan ritel Amerika Serikat yang lesu.

Penjualan ritel AS naik 0,1% bulan lalu, menurut data Biro Sensus Departemen Perdagangan. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penjualan ritel naik 0,3% di bulan Mei.

"Data penjualan ritel yang lebih lemah dari perkiraan membuat dolar melemah, dan pada saat yang sama, imbal hasil (yield) menurun, sehingga memberikan beberapa kenaikan pada harga emas di sini," kata Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Untung RI Libur Pilpres, Bursa Asia Kebakaran Hari Ini Karena Amerika

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular