Breaking! Rupiah Tertekan, Dolar Tembus Rp16.300

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
14 June 2024 10:00
Petugas menghitung uang  dolar di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Blok M, Jakarta, Senin, (7/11/ 2022)
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) meskipun sejumlah data menunjukkan kabar positif.

Melansir dari Refinitiv, pada hari ini, Jumat (14/6/2024) hingga pukul 09.50 WIB rupiah sudah tergelincir 0,46% ke Rp16.340/US$, ini merupakan level paling parah di tahun ini dan terendah sejak April 2020, atau setara ketika Pandemi Covid-19 melanda RI. 

Sementara itu indeks dolar AS masih cenderung melemah sekitar 0,02%, namun masih berada di level cukup tinggi di atas 105.

Pergerakan rupiah kemarin juga didominasi oleh sentimen dari eksternal khususnya AS.

Pada Rabu malam (12/6/2024), AS mengumumkan inflasi melandai ke 3,3% (year on year/yoy) pada Mei 2024, dari 3,4% (yoy) pada April. Inflasi melaju ke level terendah tiga bulan dan sesuai dari proyeksi pasar sebesar 3,4% (yoy).

Setelah rilis data inflasi, beberapa jam kemudian, Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk kembali mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25-5,50%.

Lebih lanjut, pada hari ini tampaknya rupiah masih akan dipengaruhi sentimen dari AS. Pasalnya semalam rilis kelanjutan data pasar tenaga kerja terkait klaim pengangguran dan inflasi produsen periode Mei 2024.

Pada Kamis malam, Departemen Tenaga Kerja AS merilis data klaim pengangguran mingguan yang berakhir pada 1 Juni 2024, tercatat ada 242.000 klaim. Angka ini secara tidak terduga malah naik dari pekan sebelumnya sebanyak 229.000 dan berbalik arah dari ekspektasi yang proyeksi turun ke 225.000 klaim.

Angka klaim pengangguran secara rata-rata dalam empat minggu berada di angka 227.000. Sementara angka klaim pengangguran lanjutan mencapai 1,82 juta, melebihi ekspektasi yang berharap hanya naik ke 1,80 juta.

Kondisi ini menunjukkan ada sedikit pendinginan pada pasar tenaga kerja AS setelah pada akhir pekan lalu mencetak kenaikan tidak terduga pekerjaan tercatat di luar pertanian atau Non Farm Payroll (NFP). Setidaknya data klaim pengangguran memberikan gambaran lebih jauh terkait pasar tenaga kerja.

Rilis data ekonomi lain pada Kamis malam, ada indeks harga produsen yang melandai lebih baik dibandingkan ekspektasi. Dari 2,4% secara tahunan (yoy) pada April menjadi 2,3% pada Mei. Angka ini lebih baik dari ekspektasi yang proyeksi stagnan.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(tsn/tsn)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Iran-Israel Makin Panas, Dolar Sudah Tembus Rp 16.275

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular