
Inflasi AS Mendingin, Dolar Ditutup Turun ke Rp16.265 Hari Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah bank sentral AS (The Fed) merilis laporan yang menunjukkan harapan pemangkasan suku bunga tahun ini diikuti data inflasi yang melandai.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,15% di angka Rp16.265/US$ pada hari ini, Kamis (13/6/2024). Apresiasi ini mematahkan tren pelemahan rupiah yang telah terjadi tiga hari beruntun sejak 10 Juni 2024.
Sementara DXY pada pukul 14:49 WIB naik ke angka 104,76 atau sebesar 0,11. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan penutupan kemarin yang berada di angka 104,64.
Pergerakan rupiah hari ini didominasi oleh sentimen dari eksternal khususnya AS.
Pada Rabu malam (12/6/2024), AS mengumumkan inflasi melandai ke 3,3% (year on year/yoy) pada Mei 2024, dari 3,4% (yoy) pada April. Inflasi melaju ke level terendah tiga bulan dan sesuai dari proyeksi pasar sebesar 3,4% (yoy).
Setelah rilis data inflasi, beberapa jam kemudian, Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk kembali mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25-5,50%.
The Fed dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) telah mengerek suku bunga sebesar 525 bps sejak Maret 2022 hingga Juli 2023. Mereka kemudian menahan suku bunga di level 5,25-5,50% pada September, November, Desember 2023, Januari 2024, Maret 2024, Mei 2024, dan Juni 2024.
"Kami melihat laporan hari ini (inflasi yang melandai) sebagai kemajuan dan bisa membangun rasa percaya diri. Namun, kepercayaan diri kami belum sampai pada tahap membenarkan keputusan untuk mulai melonggarkan kebijakan pada saat ini," tutur Chairman The Fed Jerome Powell pada saat konferensi pers usai rapat FOMC, dikutip dari CNBC International.
Lebih lanjut, dalam dokumen dot plot, The Fed memproyeksikan akan terjadi pemangkasan suku bunga sebanyak satu kali di tahun ini dan dilanjutkan pada 2025 sebanyak empat kali atau 100 basis poin (bps).
Hal ini memberikan angin segar bagi mata uang Garuda karena jika pembabatan suku bunga tersebut benar-benar terjadi, maka tekanan terhadap rupiah akan semakin berkurang dan peluang rupiah menguat akan semakin besar.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Tergelincir, Dolar Lanjut Naik ke Rp16.195