IHSG Merosot Lagi! 277 Saham Turun
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka naik pada perdagangan sesi I Rabu (12/6/2024). Akan tetapi merosot setelah 23 menit berjalan.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka naik 0,12% ke posisi 6.863,99. Selang 23 menit setelah dibuka, IHSG kembali berbalik arah ke zona koreksi yakni turun 0,15% ke 6.845,61.
Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 1,2 triliun dengan volume transaksi mencapai 3,6 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 143.071 kali. Sebanyak 277 saham turun, 141 naik, dan 157 tidak bergerak.
Pergerakan IHSG pada hari ini cenderung masih akan volatile karena investor mengantisipasi rilis data inflasi terbaru AS nanti malam waktu Indonesia.
Data inflasi AS menjadi cukup penting diperhatikan, lantaran bakal menjadi faktor pertimbangan utama keputusan kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed pada pertemuan pekan ini. Inflasi AS akan diumumkan pada Rabu malam waktu Indonesia.
Terkhusus inflasi AS periode Mei 2024, saat ini konsensus memperkirakan stabil di 3,4% secara tahunan(year-on-year/yoy), sementara inflasi inti akan melandai ke 3,5% yoy.
Pelaku pasar patut mewaspadai jika data inflasi keluar meleset dari perkiraan, kemungkinan terburuk akan berujung pada kebijakan ketat The Fed masih akan dipertahankan lebih lama dari perkiraan.
Sebagaimana diketahui, data pasar tenaga kerja yang masih kuat juga mendukung kebijakan ketat bank sentral berlanjut. Data yang dirilis pada Jumat pekan lalu menunjukkan Departemen Ketenagakerjaan AS yang merilis 272.000 pekerjaan tercatat di luar pertanian. Nilai tersebut tidak terduga naik lebih banyak dibandingkan proyeksi pasar yang perkirakan naik ke 185.000 pekerjaan.
Setelah rilis data inflasi, berikut pasar akan menanti keputusan dari hasil rapat FOMC the Fed yang sudah dimulai selama dua hari terakhir.
Perlu diketahui, inflasi AS rilis Rabu malam, yang kemudian beberapa jam berikutnya akan rilis keputusan The Fed. Namun, dalam waktu Indonesia pada dini hari, ini terhitung sudah berganti hari ke Kamis dini hari.
Sejauh ini, nada hawkish masih mendominasi pelaku pasar terhadap ekspektasi kebijakan moneter The Fed. Pasar memperkirakan kemungkinan besar suku bunga pada pertemuan pekan ini masih dipertahankan di level 5,25% - 5,50%.
Sementara penurunan suku bunga pertama kali kemungkinan akan terjadi mulai September mendatang. Perhitungan CME Fedwatch Tool, kini menunjukkan probabilitas pemangkasan suku bunga AS di September mencapai 48,3%.
Selain kebijakan suku bunga, hal yang paling ditunggu pelaku pasar adalah pernyataan Chairman The Fed, Jerome Powell dalam konferensi pers. Pernyataan tersebut diharapkan bisa mengindikasikan arah kebijakan The Fed ke depan, terutama mengenai kapan bank sentral Negeri Paman Sam tersebut akan memangkas suku bunga.
Jika pernyataan Powell masihhawkishmaka pasar keuangan global, termasuk Indonesia, bisa semakin tertekan dan demikian sebaliknya. Sebagai catatan, suku bunga di level 5,25-5,5% sudah bertahan dalam setahun terakhir.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)