IHSG Ditutup Merana Lagi, Gagal Balik ke Level 6.900

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
11 June 2024 16:30
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup merosot pada perdagangan Selasa (11/6/2024), setelah sempat untuk mencoba bangkit namun akhirnya gagal.

Hingga akhir perdagangan, IHSG ditutup merosot 0,95% ke posisi 6.855,69. IHSG pun gagal untuk bangkit kembali ke level psikologis 6.900.

Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 9,2 triliun dengan volume transaksi mencapai 17 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 939.600 kali. Sebanyak 198 saham menguat, 366 saham melemah, dan 215 sisanya cenderung stagnan.

Tercatat sektor industri menjadi penekan paling besar IHSG di akhir perdagangan hari ini yakni hingga mencapai 2,45%.

Selain itu, tiga saham big cap menjadi penekan terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini, yakni saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang mencapai 15,4 indeks poin, saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) sebesar 15,2 indeks poin, dan saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar 13,7 indeks poin.

IHSG berakhir merana di tengah sikap investor yang cenderung wait and see menanti rilis data inflasi AS pada pekan ini dan keputusan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada Kamis dini hari waktu Indonesia.

Pada Rabu malam waktu Indonesia, AS akan merilis data inflasi periode Mei 2024.Saat ini konsensus memperkirakan headline inflation akan tumbuh stabil di 3,4% secara tahunan (year-on-year/yoy) dan inflasi inti akan melandai ke 3,5% yoy.

Jika data inflasi keluar meleset dari perkiraan, kemungkinan terburuk akan berujung pada kebijakan ketat The Fed masih akan dipertahankan lebih lama dari perkiraan. Pasar kini semakin pesimis jika pada tahun ini tidak akan ada pemangkasan suku bunga.

Menurut perhitungan perangkat CME FedWatch Tool, pada pertemuan pekan ini yang akan berlangsung sehari setelah rilis inflasi sudah 97,8% peluang mempertahankan suku bunga. Sementara pemangkasan suku bunga pada September kian menyusut menjadi 46,6%, padahal pada akhir pekan lalu masih di atas 50%.

Sebagai informasi, sebelumnya pada dot plot Maret silam, 9 dari 19 pejabat The Fed melihat ada peluang pemangkasan suku bunga sebanyak 0,75% hingga akhir tahun ini. Proyeksi ini dengan melihat median proyeksi suku bunga oleh pejabat The Fed dalam dokumen dalam dokumen "dot plot" menjadi 4,5-4,75% atau median 4,6% hingga akhir tahun ini.

Median ini mengindikasikan jika The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 0,75% atau sebanyak tiga kali masing-masing sebesar 0,25% hingga akhir tahun.

Sementara hanya dua pejabat yang memperkirakan The Fed akan tahan suku bunganya di level 5,25-5,5% hingga akhir 2024.

Ekspektasi pemangkasan suku bunga the Fed kini sudah semakin mundur dari perkiraan. Jika pada pertemuan terdekat ini nada the Fed masih hawkish, maka gejolak di pasar keuangan, terutama di aset berisiko kemungkinan besar masih berlanjut, termasuk pasar saham Indonesia.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Euforia IHSG Kembali ke 7.300-an

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular