
Gelombang Panas Bikin Harga Minyak Mendidih, Tembus US$ 80

Jakarta, CNBC Indonesia - Gelombang panas membuat permintaan bahan bakar meningkat. Hal ini memicu harga minyak mentah ikut naik nyaris 3% ke posisi tertinggi dalam sepekan.
Melansir data Refinitiv, pada perdagangan kemarin harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS meningkat 2,93% menjadi US$ 77,74 per barel. Sementara untuk jenis Brent menguat 2,52% ke posisi US$ 81,63 per barel.
Apresiasi harga minyak kemarin berhasil ditopang oleh harapan permintaan bahan bakar yang meningkat pada musim panas ini, meskipun dolar AS terbang lagi dan ekspektasi The Fed akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam waktu yang lebih lama.
Analis di firma konsultan energi,Gelber and Associates dalam sebuah catatan mengungkapkan "Harga minyak berjangka lebih tinggi karena ekspektasi permintaan musim panas mendukung harga. Meskipun lanskap makro yang lebih luas tetap kurang optimistis dibandingkan minggu-minggu sebelumnya,"
Sementara itu pada perdagangan hari ini, Selasa (11/6/2024) hingga pukul 09.30 WIB masih cenderung koreksi. WTI turun sekitar 0,09% menjadi US$ 77,67 per barel, sedangkan Brent susut 0,15%, tetapi masih bertahan di atas US$ 80 per barel.
Sejauh ini, dalam jangka pendek harga minyak masih akan terpengaruh indeks dolar yang masih tinggi. Pada pagi ini nilai-nya bahkan masih di atas 105. Dengan dolar yang masih kuat, biasanya harga komoditas akan cenderung dinilai mahal oleh mata uang lain.
Imbasnya, permintaan masih akan cenderung tertekan yang akan pengaruhi bergerak volatil dalam jangka pendek ini. Pelaku pasar kini juga mengalihkan fokus pada penantian data inflasi secara umum untuk periode Mei 2024.
Pada minggu lalu, harga minyak sudah terkoreksi dan menandai tiga pekan melemah berturut-turut karena kekhawatiran rencana untuk mengakhiri beberapa pemotongan produksi oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, mulai Oktober akan menambah pasokan yang meningkat.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tensi Geopolitik Timur Tengah Turun, Harga Minyak Bergerak Variatif