Resmi IPO, Saham Benteng Api (BATR) Naik 22,73%

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
10 June 2024 09:07
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021).  Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten material konstruksi tahan api PT Benteng Api Technic Tbk (BATR) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin, (10/5/2024). Pada Penawaran Umum Perdana Saham ini, saham BATR bergerak ke zona hijau.

Saat pembukaan, perusahaan produsen batu bata, genteng, dan lain-lain ini mencatatkan harga Rp135 per lembar saham. BATR terbang 22,73% di pembukaan sesi pertama hari ini.

Perseroan melakukan Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) dengan melepas maksimal 20,50% sahamnya ke publik atau sebanyak 620.000.000 saham baru dengan harga Rp110 per lembar saham, sehingga BATR berhasil memperoleh dana segar sebesar Rp68,2 miliar.

Direktur Utama BATR Ridwan mengatakan, IPO ini dilakukan seiring dengan proyeksi peningkatan pasa refaktori di Indonesia. Dengan kata lain, perseroan optimis dana IPO akan menunjang pertumbuhan bisnis di tengah pasar yang tengah menggeliat.

Berdasarkan data dari 6wresearch.com, Pasar Refraktori Indonesia mencatat pertumbuhan tingkat pengiriman sebesar 78,34% pada 2021 dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan diperkirakan akan mencatatkan pertumbuhan CAGR sebesar 4,7% hingga tahun 2026.

Menurut Ridwan, Indonesia cenderung mengandalkan impor untuk memenuhi permintaan pasar refraktori yang terus meningkat. Faktor impor Pasar Refraktori pada 2021 sebesar US$204,63 juta sedangkan pada 2017 sebesar US$151,06 juta. Adapun China, Korea Selatan, Malaysia, Thailand, dan Austria termasuk di antara pemain pasar teratas pada tahun 2021, di mana China memperoleh pangsa pasar terbesar sebesar 88,12% dengan nilai pengiriman sebesar US$174,84 juta.

Pasar ini terutama didorong oleh meningkatnya permintaan produk refraktori di berbagai industri seperti industri baja, industri nickel, industri tembaga, industri pupuk dan petrokimia, industri semen, Industri kaca, industri keramik, industri minyak kelapa sawit, industri makanan dan minuman, industri pembangkit listrik dan sebagainya.

"Peningkatan produksi besi & baja, nikel smelter dan berbagai macam smelter ditambah dengan meningkatnya permintaan akan konservasi energi telah diidentifikasi sebagai salah satu pendorong utama meningkatnya pasar Refraktori di Indonesia. Hal itu tentu sejalan dengan optimisme kami untuk dapat terus bertumbuh ke depannya," ujar Ridwan dalam pencatatan perdana sahamnya, di Gedung BEI.

Bersamaan dengan IPO ini, perusahaan Perseroan juga melakukan penerbitan Waran Seri I sebanyak 620.000.000 atau sebanyak 25,78% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham ini disampaikan.

Waran Seri I yang menyertai penerbitan Saham Baru adalah Efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian Saham Biasa Atas Nama yang bernilai nominal Rp20 setiap sahamnya dengan Harga Pelaksanaan sebesar Rp300, sehingga seluruhnya adalah sebesar Rp186 miliar.

BATR akan mengalokasikan dana dari hasil penawaran umum perdana saham sebesar untuk modal kerja. Dengan rincian 38,65% akan digunakan Perseroan untuk pembelian tanah dan bangunan dari pihak terafiliasi, Sekitar 10,00% akan digunakan Perseroan untuk pembangunan dan perbaikan bangunan.

Lalu, 5,67% akan digunakan Perseroan untuk pembelian peralatan laboratorium. Kemudian sekitar 6,84% akan digunakan Perseroan untuk pembelian mesin produksi. Sisanya, sekitar 38,82% akan digunakan sebagai Operational Expenditure (OPEX) berupa
persediaan barang jadi dan bahan baku.

Sedangkan dana yang akan diperoleh Perseroan dari Hasil Pelaksanaan Waran Seri I seluruhnya akan digunakan Perseroan untuk modal kerja Perseroan.

Dari sisi kinerja, per November 2023 Perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp9,32 miliar dengan pendapatan usaha tercatat mencapai Rp123,18 miliar.

Total aset BATR sampai dengan akhir November 2023 mencapai Rp112,73 miliar, dengan liabilitas sebesar Rp41,43 miliar, dan ekuitas senilai Rp71,29 miliar.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IPO, BAT Refractories (BATR) Lepas 20,5% Saham! Segini Harganya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular