
Laba Trafigura Anjlok 70%, Sinyal Masa Jaya Komoditas Sudah Berakhir?

Jakarta, CNBC Indonesia - Laba Trafigura anjlok di atas 70% meskipun perusahaan ini melaporkan kinerja terbaik keempatnya sepanjang sejarah perusahaan. Hal tersebut mencerminkan tanda berakhirnya volatilitas pasar yang ekstrem hingga mendorong pendapatan para pedagang komoditas.
Diketahui, Trafigura mencatat laba bersih dalam enam bulan hingga akhir Maret sebesar US$ 1,5 miliar. Angka tersebut turun dari US$ 5,5 miliar pada paruh pertama 2023 dan US$ 2,7 miliar pada periode yang sama pada 2022.
Penurunan ini terjadi setelah periode rekor pendapatan bagi para pedagang komoditas di dunia, yang semuanya mendapat untung dari gangguan pasar komoditas yang dipicu oleh invasi skala penuh Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
Chief financial officer Christophe Salmon mengatakan kondisi pasar yang lebih normal telah kembali. Di sisi lain, Ia menekankan bahwa laba semester pertama Trafigura masih merupakan yang tertinggi keempat sepanjang sejarah perusahaan.
"Dalam kerangka sejarah 31 tahun kami, kami dapat mengkualifikasikan semester ini sebagai semester yang sangat kuat," katanya mengutip Financial Times, Jumat (7/6).
Meskipun omset turun menjadi US$ 124,2 miliar dari sebelumnya yang sebesar US$ 131,3 miliar pada paruh pertama tahun 2023, karena harga komoditas yang lebih rendah, Trafigura memperdagangkan 15% lebih banyak minyak dan gas dari tahun ke tahun, terutama dengan memasok lebih banyak minyak mentah ke kilang-kilang Eropa.
Rekor laba telah berkontribusi lebih dari dua kali lipat total ekuitas grup Trafigura sejak 2019 dan meningkat lagi dalam enam bulan terakhir menjadi US$ 17,3 miliar pada akhir Maret dari US$ 16,5 miliar pada September.
Sebagai informasi, Salmon, yang telah menjabat sebagai kepala keuangan selama hampir 10 tahun, akan pensiun pada bulan Juni dan digantikan oleh CFO perusahaan untuk Asia, Stephan Jansma.
Kenaikan harga komoditas yang berkepanjangan telah menyebabkan masalah pembayaran dengan beberapa pelanggan. Proporsi faktur yang terlambat lebih dari 60 hari telah meningkat dari 5% pada akhir September menjadi hampir 16% pada akhir Maret.
"Jika Anda melihat harga-harga komoditas di mana mereka berada saat ini, mereka bukanlah yang terendah, jadi itu berarti bahwa negara-negara pengimpor dari waktu ke waktu akan mengalami masalah dalam profil pembayaran mereka dan oleh karena itu masuk akal jika kita memiliki lebih banyak tunggakan," ujar Jansma.
Trafigura merombak tim seniornya tahun lalu dan direktur eksekutif Jose Maria Larocca, yang telah membantu menjalankan bisnis ini sejak tahun 2007, juga akan keluar pada bulan September.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pernah Makan Korban, Ini Arti Saham Gorengan dan Ciri-cirinya