Potensi Menggiurkan, Perusahaan Korsel Kepincut Korean Link KB Bank

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
Kamis, 06/06/2024 15:05 WIB
Foto: Dok KB Bank

Jakarta, CNBC Indonesia - KB Bank (BBKP) terus membuka peluang bisnis baru, salah satunya adalah Korean Link. Korean Link merupakan salah satu departemen unit bisnis di bawah Direktorat SME & Wholesale KB Bank dengan target lending pada 2024 mencapai Rp 2,4 triliun.

Wakil Direktur Utama KB Bank, Robby Mondong secara rinci menjelaskan, seperti departement lainnya di Direktorat SME & Wholesale, Korean Link juga menawarkan produk funding maupun lending. Hanya saja, di Korean Link untuk produk funding dengan nominal besar bagi nasabah korporasi, minimal dana kelolaan sebesar Rp 25 miliar. Sedangkan untuk lending, target penjualan minimal Rp 20 miliar.

"Selain memberikan kredit dalam bentuk bilateral, salah satu klasifikasi terbesar dari portofolio lending KoreanLink adalah kredit sindikasi," jelas Robby kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (5/6/2024).


Robby menjelaskan potensi dari Korean Link untuk KB Bank sangat besar, sering dengan terus bertumbuhnya bisnis perusahaan-perusahaan besar Korea yang memiliki kantor representative di Indonesia. Di sisi lain, dia menyebutkan hal ini juga menjadi tantangan besar ke depan untuk lebih banyak melakukan ekspansi kerjasama bisnis dengan perusahaan Korea.

Untuk diketahui, posisi portfolio lending per bulan Mei 2024 adalah sebesar Rp 4,8 triliun dan posisi funding per bulan Mei 2024 adalah sebesar Rp 4,1 triliun. Angka yang tersebut sudah terbentuk selama empat tahun Korean Link berdiri.

"Tentunya di setiap tahunnya akan terus meningkat, dan dapat terus memberikan kontribusi serta peranan penting dalam pertumbuhan lending dan funding KB Bank di sisi bisnis Wholesale," harap Robby.

Sebagai informasi, Korean Link berdiri sejak bulan November tahun 2020, dengan tujuan membuka potensi kerjasama baru dengan perusahaan-perusahaan korea yang memiliki kantor representative di Indonesia, perusahaan-perusahaan yang memiliki kepemilikan dari perusahaan korea atau terafiliasi dengan perusahaan Korea dan perusahaan swasta nasional.

Ke depan, KB Bank akan makin memperluas jangkauan kerja sama. Namun beberapa perusahaan yang sudah sudah masuk ekosistem di Bank KB contohnya adalah KTNG Group, Hyundai Group, Lotte Group, Hanwha Group, GS Group, LXI Group, Waampu Electric Power, Hwaseung Group, CJ Group.

Robby merinci bahwa beberapa perusahaan tersebut telah menggunakan produk dari KB Bank baik dari sisi lending maupun funding. Tidak main-main, Korean Link pun memberikan dampak pada terbukanya segmentasi baru kerjasama funding dan lending. Dari Korean Link, setidaknya terjadi peningkatan jumlah portofolio kredit baik sebesar Rp 4,8 triliun setara 29 debitur dan portofolio funding sebesar Rp 4,1 triliun setara 104 nasabah.

Hingga April 2024, Korean Link telah berkontribusi Rp 4,948 miliar setara 29% dari target Rp 17.038 miliar. Untuk DPK, kontribusi Korean Link mencapai Rp 4.157 miliar setara 24% dari target Rp 16.978 miliar. Dari sisi CASA kontribusi Korean Link mencapai Rp 520 miliar setara 10% dari target Rp 5.197 miliar.

"Target Lending Korean Link adalah Rp 2,4 T untuk tahun 2024. Kami optimis untuk mencapai target yang ditentukan tersebut dengan posisi new KYD dari Januari 2024 sampai dengan akhir Mei 2024 adalah Rp 844 miliar sedangkan untuk target funding Korean Link tahun 2024 adalah Rp 524 miliar untuk DPK baru. Kami juga melihat posisi portfolio funding mei 2024 di angka Rp 4,1 T, kami optimis dalam mengejar target yang sudah ditentukan di tahun 2024," tegas Robby.

KB Bank pun menyiapkan sejumlah strategi agar target Korean Link bisa tercapai, seperti:

1. Stabilitas/Keamanan Kredit

Untuk kredit yang aman berfokus pada perusahaan Korea dan korporasi lokal di Indonesia yang sudah terbukti menggunakan agunan yang baik seperti SBLC, Corporate Guarantee (dari holding company).

2. Potensi pertumbuhan

Pertumbuhan volume dengan secara aktif menarik perusahaan-perusahaan besar Korea, dan partisipasi dalam sindikasi, PF dan peningkatan serta diversifikasi sumber keuntungan melalui joint arrangement dengan bank-bank Korea lainnya

3. Profitabilitas

Perluasan cross selling dari nasabah kredit melalui (tabungan, transfer gaji karyawan/ payroll, pinjaman kredit karyawan, dan masih banyak lagi. Kemudian perluasan pendapatan non-bunga seperti F/X, biaya terkait PF/sindikasi

4. Skalabilitas

Saat mengajukan kredit di Korea Desk, cross selling ditransaksikan melalui cabang lokal terdekat dengan nasabah yang mengajukan kredit. Kemudian perluasan skala kecil dilakukan melalui cabang lokal. Selain itu, mendorong perluasan sinergi melalui kerjasama dengan afiliasi KB 


(bul/bul)
Saksikan video di bawah ini:

Video: OJK Awasi Ketat Kripto, Fokus pada Aktivitas Domestik