IHSG Ambruk 2%, BREN-TPIA-AMMN Jadi Bebannya
Jakarta, CNBC Indonesia - Pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) makin membesar pada perdagangan sesi II Rabu (5/6/2024) atau 42 menit menjelang penutupan perdagangan hari ini.
Per pukul 15:18 WIB, IHSG ambruk 2% ke posisi 6.957,44. IHSG pun kembali menyentuh level psikologis 6.900 pada sesi II hari ini.
Nilai transaksi indeks pada sesi II hari ini sudah mencapai sekitar Rp 9,4 triliun dengan volume transaksi mencapai 15,7 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 866.203 kali.
Dua emiten Prajogo Pangestu menjadi penekan terbesar IHSG sejak sesi I hingga sesi II hari ini, yakni saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang mencapai 31,7 indeks poin, kemudian saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) sebesar 26,7 indeks poin.
Selain itu, emiten pertambangan mineral Grup Salim yakni PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) juga menjadi pemberat IHSG yakni mencapai 26 indeks poin,
Sebelumnya, IHSG sempat dibuka di zona hijau yakni menguat 0,24% di 7.116,42. Namun selang enam menit kemudian, IHSG langsung berbalik arah ke zona merah dengan koreksi 0,31% ke 7.077,16. Sekitar satu jam kemudian, IHSG ambruk hingga 1%. Menjelang penutupan perdagangan hari ini, IHSG pun makin merana hingga kembali ke level psikologis 6.900.
IHSG kembali merana di tengah sikap investor yang cenderung wait and see mencermati berbagai rilis data-data penting makro Amerika Serikat (AS), terutama data tenaga kerja.
Data-data tenaga kerja menjadi petunjuk awal mengenai inflasi AS yang merupakan faktor utama bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam menentukan arah kebijakan moneter. Asal tahu saja, The Fed menargetkan inflasi AS 2% agar penurunan suku bunga terjadi.
SementaraIndeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) naik 2,7%secara tahunan (year-on-year/yoy) pada April. Sedangkan inflasi dari indeks harga konsumen (CPI) per April tercatat 3,6% yoy.
Adapun harapan para pelaku pasar angka pengangguran semakin besar atau lowongan pekerjaan tersedia sedikit. Saat pengangguran banyak, tingkat penghasilan warga AS lebih sedikit dan menekan daya beli. Sehingga inflasi bisa turun dan dapat meyakinkan The Fed untuk mulai menurunkan suku bunga,
Mengutip perangkatFedWatch, probabilitas The Fed mempertahankan suku bunga pada pertemuan bulan ini sebesar 99,9%.
Para pelaku pasar melihat kemungkinan penurunan suku bunga tahun ini terjadi dua kali, yakni pada pertemuan September dan Desember.
Pada pertemuan 18 September 2024, pasar melihat kemungkinan The Fed menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Sehingga target suku bunga menjadi 5,00%-5,25%.
Kemudian, The Fed akan sekali lagi menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4,75%-5,00% pada pertemuan 18 Desember 2024.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)