Dolar AS Balik ke Rp16.200 Lagi, Ini yang Bakal Dilakukan BI!

M Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
Senin, 03/06/2024 15:20 WIB
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia-Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti mengatakan lembaganya berkomitmen untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Dia mengatakan BI akan selalu berada di pasar untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.

"Yang penting BI akan selalu ada di pasar, kalau dibutuhkan BI pasti akan masuk ke pasar lewat spot, maupun DNDF (Domestic Non Deliverable Forward)," kata Destry di kompleks parlemen DPR RI, Jakarta, Senin, (3/6/2024).


Destry mengatakan BI juga bisa masuk untuk mengintervensi pasar melalui pasar Surat Berharga Negara (SBN) dia menjamin bahwa semua yang akan dibuat BI dalam menstabilkan nilai rupiah akan terukur.

"Ataupun bila diperlukan BI bisa masuk ke SBN market, tapi semua serba terukur," katanya.

Destry mengatakan BI berkomitmen untuk melaksanakan tugasnya dalam menjaga volatilitas nilai tukar. Menurut dia, sejauh ini BI menilai volatilitas yang terjadi pada rupiah masih terjaga dengan baik. "Sejauh ini volatilitasnya relatif manageable," kata dia.

Dia mengatakan volatilitas yang terjadi pada rupiah tak terlepas dari kondisi global yang serba tak menentu. Selain itu, kata dia, dari dalam negeri sendiri permintaan dollar menjelang pertengahan tahun memang sedang tinggi-tingginya.

"Bulan Mei kemarin lagi ada permintaan yang tinggi, apakah itu untuk dividen repatriasi, ada kebutuhan pembayaran utang luar negeri dan kalau dilihat siklusnya memang seperti itu," kata dia.

Sebelumnya, Rupiah mengalami tekanan terhadap dolar Amerika Serikat sejak masa libur lebaran tahun ini. Tekanan tersebut masih berlanjut hingga sekarang.

Melansir data Refinitiv, pada akhir pekan ini, Jumat (31/5/2024) rupiah berakhir di posisi Rp16.245/US$, menguat tipis 0,06% dalam sehari yang kemudian mengakhiri tren pelemahan selama delapan hari beruntun.

Meski begitu, penguatan tipis masih belum bisa mengkompensasi koreksi selama sepekan sebesar 1,59%. Sudah dua pekan beruntun, rupiah melemah dan posisinya sudah mendekati level tertinggi pada akhir April 2024.


(rsa/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: "Syarat" Suku Bunga BI Bisa Turun Lebih Cepat Dari The Fed