IHSG Ambles Lagi, Sentuh Level Terendah Sepanjang Tahun
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali merana pada perdagangan sesi I Jumat (31/5/2024), meski sentimen pasar global cenderung membaik setelah imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) mulai melandai.
Hingga pukul 11:30 WIB, IHSG melemah 0,64% ke posisi 6.989,16. IHSG pun terkoreksi ke level psikologis 6.900 pada sesi I hari ini, di mana terakhir kali IHSG berada di level psikologis ini pada November 2023.
Hal ini menandakan bahwa posisi IHSG saat ini menjadi yang terendah sepanjang tahun ini. Diketahui, IHSG sepanjang tahun ini sudah ambles hingga 3,9%.
Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai Rp 4,7 triliun dengan volume transaksi mencapai 7,8 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 478.532 kali.
Lagi-lagi, saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) lagi-lagi menjadi pemberat terbesar IHSG di sesi I hari ini, yakni mencapai 34,9 indeks poin. Saham BREN pun kembali terkena auto reject bawah (ARB) pada sesi I hari ini, di mana sudah tiga hari beruntun BREN mencetak ARB.
Hal ini lantaran perdagangan saham BREN masih mempergunakan sistem full call auction (FCA), karena saham BREN pun masih masuk kedalam papan pemantauan khusus dan juga masih diberikan notasi khusus X oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Posisi BREN yang menjadi salah satu saham berkapitalisasi pasar besar (big cap), jika terus-terusan mengalami ARB, maka IHSG bakal sulit untuk bangkit.
IHSG kembali ambles meski sentimen pasar cenderung membaik setelah imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) mulai melandai kemarin.
Yield obligasi pemerintah AS (US Treasury) acuan tenor 10 tahun melandai 7 basis poin (bp) menjadi 4,55%, turun dari posisi tertingginya sejak awal Mei 2024.
Melandainya yield Treasury AS terjadi setelah data proyeksi kedua dari pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal I-2024 tumbuh lebih lambat dari perkiraan sebelumnya dan data klaim pengangguran terbaru menunjukkan adanya kenaikan.
Departemen Perdagangan melaporkan PDB riil AS meningkat pada tingkat tahunan sebesar 1,3% pada kuartal pertama, turun dari perkiraan awal sebesar 1,6% tetapi sedikit lebih buruk dibandingkan perkiraan Dow Jones sebesar 1,2%.
Pengurangan konsumsi, dari pertumbuhan 2,5% menjadi 2%, merupakan penyebab utama revisi penurunan tersebut.
Selain itu, data klaim pengangguran mingguan AS untuk periode pekan yang berakhir 25 Mei 2024 terpantau meningkat yakni menjadi 219.000, dari sebelumnya pada April lalu sebanyak 216.000 klaim.
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
Sanggahan:Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)