
Jelang Rilis Suku Bunga BI, Rupiah Menguat Dolar Jadi Rp15.980

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai mata uang rupiah menguat pada perdagangan hari ini jelang pengumuman Rapat Dewan gubernur Bank Indonesia.
Melansir Refinitiv pada Rabu (22/5/2024) dolar tercatat pada level Rp15.980, turun 0,15%.
Adapun sebagai informasi, BI melaksanakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) sejak kemarin hingga hari ini. Pengumuman suku bunga akan menjadi perhatian pelaku pasar salah satunya yang ditunggu yakni kebijakan suku bunga acuan.
Pada bulan ini, BI diyakini akan menahan suku bunganya di level 6,25%. Suku bunga Deposit Facility diperkirakan ditahan di 5,50% sementara suku bunga Lending Facility di 7,00%.
Polling CNBC Indonesia menunjukkan pelaku pasar berekspektasi BI menahan suku bunga. Dari 14 institusi yang terlibat polling, seluruhnya memperkirakan BI akan menahan suku bunga di 6,25%.
BI rate masih ada ruang untuk wait and see dalam satu hingga dua bulan ke depan untuk kembali menaikkan suku bunga atau tidak," ungkap Fithra Faisal Hastiadi Senior Ekonom Samuel Sekuritas.
Fithra pun mengungkapkan dengan besarnya dana asing yang masuk ke dalam negeri belakangan ini, maka kenaikan BI rate tidak diperlukan terlebih dahulu.
Hal ini tercermin dari arus dana asing terus membanjiri Indonesia dan tercatat masuk ke Indonesia dalam tiga pekan beruntun.
BI merilis data transaksi 13-16 Mei 2024, bahwa investor asing di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp22,06 triliun terdiri dari beli neto Rp5,30 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), jual neto Rp2,40 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp19,17 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Pasar tampaknya juga akan mengantisipasi sikap The Fed yang akan tertuang pada FOMC minutes atau risalah FOMC. Sebab perdagangan hari ini adalah yang terakhir dalam minggu ini.
Menjelang FOMC minutes tersebut, beberapa pejabat The Fed akan menyampaikan pernyataan yang dianggap sebagai petunjuk pasar untuk menebak arah kebijakan moneter bank sentral.
Gubernur Fed Christopher Waller kepada Peterson Institute for International Economics. di Washington mengatakan, "dengan tidak adanya pelemahan yang signifikan di pasar tenaga kerja, saya perlu melihat data inflasi yang baik selama beberapa bulan lagi sebelum saya dapat mendukung pelonggaran kebijakan moneter."
kata Namun ia juga membatasi spekulasi bahwa suku bunga mungkin perlu dinaikkan lagi agar permintaan cukup melemah guna mengurangi tekanan harga lebih lanjut, dengan mengatakan bahwa data inflasi terbaru "meyakinkan" dan kemungkinan kenaikan suku bunga "sangat rendah."
"Kami hanya tidak ingin terpuruk. Itu hal yang kritis," kata Waller. "Saat ini kami tidak melihat adanya indikasi bahwa tinggal di sini selama tiga atau empat bulan akan menyebabkan perekonomian terpuruk."
CNBC Indonesia Research
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar Sudah Tembus Rp16.250, Gimana Nasib Rupiah Hari Ini?