IHSG Dibuka Galau, Bakal Loyo Lagi?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
21 May 2024 09:26
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, (1/4/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka cenderung fluktuatif pada perdagangan sesi I Selasa (21/5/2024), di tengah sikap investor yang kembali cenderung wait and see setelah beberapa hari lalu optimis.

Pada pembukaan sesi I hari ini, IHSG dibuka naik tipis 0,09% ke posisi 7.273,21. Selang 19 menit setelah dibuka, penguatan IHSG hanya meningkat tipis yakni menjadi 0,12% ke 7.275,24.

Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 1,3 triliun dengan volume transaksi mencapai 2,1 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 163.886 kali.

Pergerakan IHSG di awal sesi I cenderung volatil setelah kemarin ditutup di zona merah. Pada perdagangan kemarin, IHSG sempat bergerak di zona hijau. Namun menjelang berakhirnya sesi I, IHSG berbalik arah dan di sesi II bergerak di zona merah.

Perdagangan pekan ini yang cenderung pendek karena hanya berlangsung selama tiga hari disebabkan adanya libur panjang Hari Waisak menyebabkan investor cenderung kurang bergairah untuk memburu saham dan cenderung melakukan aksi profit taking.

Di lain sisi, ada sedikit kabar kurang menggembirakan dari Amerika Serikat (AS), di mana beberapa pejabat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) belum siap untuk mengatakan inflasi sedang menuju target bank sentral sebesar 2% setelah data pekan lalu menunjukkan pelonggaran tekanan harga konsumenpada April lalu.

Beberapa pejabat di antaranya pada Senin kemarin menyerukan kehati-hatian kebijakan yang berkelanjutan.

"Masih terlalu dini untuk mengatakan apakah perlambatan proses disinflasi baru-baru ini akan bertahan lama," Wakil Ketua Fed Philip Jefferson mengatakan pada konferensi Mortgage Bankers Association di New York, bahkan ketika ia menyebut data bulan April "menggembirakan."

Jefferson menggambarkan kebijakan moneter saat ini sebagai kebijakan yang membatasi dan menolak mengatakan apakah ia memperkirakan penurunan suku bunga akan dimulai tahun ini,hanya menyatakan bahwa ia akan dengan hati-hati menilai data ekonomi yang masuk,prospek, dan keseimbangan risiko.

Berbicara secara terpisah pada konferensi yang diadakan oleh The Fed Atlanta, Wakil Ketua Pengawasan The Fed Michael Barr, mengatakan pembacaan inflasi kuartal pertama yang "mengecewakan" tidak memberikannya peningkatan kepercayaan diri yang diharapkan dapat mendukung pelonggaran kebijakan moneter.

Seperti Jefferson, Barr memperkuat pesan umum The Fed bahwa penurunan suku bunga yang sangat diantisipasi oleh pasar, akan ditunda sampai jelas bahwa inflasi akan kembali ke target The Fed sebesar 2%.

"Kami perlu memberikan kebijakan pembatasan kami beberapa waktu lagi agar dapat melanjutkan fungsinya," kata Barr.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Meski Minim Sentimen, IHSG Lompat 1,33% ke 7.129 di Sesi I

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular