Makin Panas, Pengadilan Rusia Sita Rp 12 T Aset Bank Jerman & Italia

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
Senin, 20/05/2024 17:20 WIB
Foto: Presiden Rusia, Vladimir Putin. (Dmitry Astakhov, Sputnik, Government Pool Photo via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengadilan St Petersburg, Rusia telah menyita aset senilai lebih dari €700 juta (Rp12,35 triliun) milik tiga bank barat, antara lain UniCredit, Deutsche Bank, dan Commerzbank. Fakta ini diperoleh berdasarkan dokumen pengadilan, sebagaimana dilaporkan Financial Times dan Reuters.

Penyitaan tersebut menjadi salah satu langkah terbesar untuk menekan perbankan negara barat sejak invasi Moskow ke Ukraina pada tahun 2022 yang memaksa sebagian besar pemberi pinjaman internasional untuk menghentikan bisnis mereka di Rusia. Langkah tersebut juga menyusul klaim dari Ruskhimalliance, anak perusahaan Gazprom, raksasa minyak dan gas Rusia yang memonopoli ekspor gas pipa.

Mengutip Market Watch, Pengadilan St Petersburg menyita aset senilai €463 juta milik UniCredit UCG Italia, setara dengan sekitar 4,5% asetnya di negara tersebut, menurut laporan keuangan terbaru dari anak perusahaan utama bank tersebut di Rusia. Aset yang dibekukan termasuk saham anak perusahaan UniCredit di Rusia serta saham dan dana yang dimilikinya, sesuai dengan keputusan pengadilan tertanggal 16 Mei dan dipublikasikan di registrar Rusia pada hari Jumat.


Berdasarkan keputusan lain pada tanggal yang sama, pengadilan menyita aset DBK Deutsche Bank senilai €238,6 juta, termasuk properti dan kepemilikan di rekening yang terdaftar di Rusia. Pengadilan juga memutuskan bahwa bank tersebut tidak dapat menjual bisnisnya di Rusia.

Pengadilan setuju dengan Rukhimallians bahwa tindakan tersebut diperlukan karena bank tersebut "mengambil tindakan yang bertujuan untuk mengasingkan propertinya di Rusia".

Pada hari Jumat, pengadilan memutuskan untuk menyita aset Commerzbank CBK, namun rincian keputusan tersebut belum diumumkan sehingga nilai penyitaan belum diketahui.

Perselisihan Rusia dengan bank-bank barat dimulai pada Agustus 2023 ketika Ruskhimalliance mengajukan permohonan ke pengadilan arbitrase di St Petersburg meminta agar perusahaan membayar garansi bank berdasarkan kontrak dengan perusahaan teknik Jerman Linde. Bank-bank tersebut termasuk di antara bank penjamin pinjaman berdasarkan kontrak pembangunan pabrik pengolahan gas di Rusia dengan Linde Jerman (LIN.DE) yang dihentikan karena sanksi Barat.

Ruskhimalliance adalah operator pabrik pemrosesan gas dan fasilitas produksi gas alam cair di Ust-Luga dekat St Petersburg. Pada Juli 2021, pihaknya menandatangani kontrak dengan Linde untuk desain, penyediaan peralatan, dan konstruksi kompleks. Setahun kemudian, Linde menghentikan pekerjaannya karena sanksi Uni Eropa.

Ruskhimalliance kemudian beralih ke bank penjamin, yang menolak memenuhi kewajiban mereka karena "pembayaran kepada perusahaan Rusia dapat melanggar sanksi Eropa."

Daftar penjamin juga mencakup bank-bank lainnya, Bayerische Landesbank dan Landesbank Baden-Württemberg, yang mana Ruskhimalliance juga telah mengajukan tuntutan hukum di St Petersburg.

UniCredit mengatakan pihaknya telah mengetahui gugatan tersebut dan "hanya aset yang sepadan dengan kasus yang akan masuk dalam penindakan sementara".

Deutsche Bank mengatakan pihaknya "sepenuhnya dilindungi oleh ganti rugi dari klien" dan telah mengambil cadangan sekitar €260 juta bersama dengan "aset penggantian yang sesuai" di rekeningnya untuk menutupi gugatan Rusia.

Commerzbank tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Dua orang sumber Financial Times mengatakan Menteri Luar Negeri Italia telah mengadakan pertemuan pada hari Senin untuk membahas penyitaan yang mempengaruhi UniCredit.

Adapun UniCredit adalah salah satu pemberi pinjaman Eropa terbesar di Rusia, yang mempekerjakan lebih dari 3.000 orang melalui anak perusahaannya di sana. Bulan ini bank Italia tersebut melaporkan bahwa bisnisnya di Rusia telah menghasilkan laba bersih sebesar €213 juta pada kuartal pertama, naik dari €99 juta pada tahun sebelumnya. Negara ini telah menyisihkan lebih dari €800 juta untuk provisi dan secara signifikan mengurangi portofolio pinjamannya.

Tantangan hukum atas aset yang dimiliki oleh bank-bank barat telah mempersulit upaya mereka untuk melepaskan diri. Bulan lalu, pengadilan Rusia memerintahkan penyitaan lebih dari $400 juta dana dari JPMorgan Chase JPM menyusul gugatan hukum dari bank VTB yang dikelola Kremlin. Reuters melaporkan, pengadilan kemudian membatalkan sebagian dari rencana penyitaan.


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Mengejutkan! Bank Sentral Rusia Pangkas Suku Bunga Jadi 20%