
Harga Nikel Dunia Melonjak Tinggi, Sahamnya di RI Kompak Terbang

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham pertambangan nikel di Indonesia terpantau cerah bergairah pada perdagangan sesi I Senin (20/5/2024), di tengah melesatnya harga nikel global hingga menyentuh posisi tertingginya sejak awal tahun ini.
Per pukul 13:45 WIB, terpantau sepuluh saham nikel di RI kompak melesat hingga 1% lebih bahkan ada yang sudah terbang hingga 12% lebih.
Saham PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) menjadi yang paling kencang penguatannya pada sesi I hari ini, yakni mencapai 12,42% ke posisi Rp 362/saham.
Sedangkan saham PT PAM Mineral Tbk (NICL) menjadi yang paling minor penguatannya pada sesi I hari ini, yakni melesat1,33% menjadi Rp 3152/saham.
Berikut pergerakan saham emiten nikel pada perdagangan sesi I hari ini pada pukul 13:45 WIB.
Saham | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan |
Pelat Timah Nusantara | NIKL | 362 | 12,42% |
Vale Indonesia | INCO | 5.200 | 8,56% |
Merdeka Battery Materials | MBMA | 645 | 6,61% |
Central Omega Resources | DKFT | 109 | 4,81% |
Resource Alam Indonesia | KKGI | 470 | 3,98% |
Harum Energy | HRUM | 1.430 | 2,51% |
Aneka Tambang | ANTM | 1.655 | 2,16% |
Timah | TINS | 995 | 2,05% |
Trimegah Bangun Persada | NCKL | 1.055 | 1,93% |
PAM Mineral | NICL | 152 | 1,33% |
Sumber: RTI
Saham pertambangan nikel di Indonesia tengah bergairah setelah harga nikel dunia melonjak ke level tertinggi dalam hampir sembilan bulan setelah kerusuhan politik di Kaledonia Baru mengganggu produksi nikel di wilayah luar negeri Perancis yang memiliki cadangan mineral terbesar di dunia itu.
Melansir The Financial Times, kontrak berjangka untuk nikel, yang merupakan elemen penting dalam baterai kendaraan listrik dan pembuatan baja, melonjak hampir 7% di London Metal Exchange (LME) menjadi US$ 21,150 per ton, sebelum turun kembali dan diperdagangkan 5% lebih tinggi.
Lonjakan harga pada hari Jumat bertepatan dengan dikeluarkannya laporan Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) yang memperkirakan tingginya permintaan nikel dan mineral lainnya di dunia.
Kenaikanharga nikel ini terjadi setelah protes pro-kemerdekaan di Kaledonia Baru, sekelompok pulau antara Fiji dan Australia, menyebabkan sedikitnya empat orang tewas. Presiden Perancis Emmanuel
Macron telah mengumumkan keadaan darurat di wilayah tersebut, yang menghasilkan sekitar 6% produksi nikel global.
Harga nikel telah turun sekitar 32% dari sekitar US$ 31.000 pada awal tahun 2023 karena Indonesia, produsen terbesar, mengalami peningkatan pasokan dan melemahnya permintaan karena penjualan kendaraan listrik yang lebih lemah dari perkiraan.
Sementara itu, IEA pada Jumat lalu memperingatkan bahwa penurunan tajam harga mineral penting pada tahun 2023 telah menciptakan "hambatan" bagi investasi dan bahwa "pasar yang memiliki pasokan yang baik saat ini mungkin bukan panduan yang baik untuk masa depan". Menurutnya, Nikel termasuk di antara mineral yang menghadapi "risiko geopolitik besar".
"Keinginan dunia terhadap teknologi seperti panel surya, mobil listrik, dan baterai berkembang pesat. . . namun kita tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut tanpa pasokan mineral penting yang dapat diandalkan dan diperluas," kata Direktur Eksekutif IEA, Fatih Biro
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prabowo Tegas Lanjutkan Hilirisasi Jokowi, Saham Nikel Dapet Berkah