Market Commentary

IHSG Ambruk 1,30%, 4 Saham Perbankan Jumbo Ini Jadi Biang Keroknya

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Kamis, 02/05/2024 10:17 WIB
Foto: (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau ambruk lebih dari 1% pada perdagangan sesi I Kamis (2/5/2024), setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) kembali menahan suku bunga acuannya dan belum akan memangkasnya dalam waktu dekat.

Per pukul 10:08 WIB, IHSG ambruk 1,26% ke posisi 7.142,77. IHSG kembali menyentuh level psikologis 7.100 pada sesi I hari ini.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 5 triliun dengan melibatkan 6 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 427.665 kali.


Secara sektoral, sektor keuangan menjadi pemberat terbesar IHSG di sesi I hari ini, yakni mencapai 1,89%.

Beberapa saham juga terpantau menjadi penekan (laggard) IHSG pada sesi I hari ini. Berikut daftarnya.

Saham perbankan raksasa menjadi pemberat utama IHSG di sesi I hari ini, dengan saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi yang paling besar yakni mencapai 47,5 indeks poin.

IHSG kembali merana hingga ambruk lebih dari 1% disinyalir karena merespon keputusan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang kembali menahan suku bunga pada semalam atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

Suku bunga The Fed bertahan di level tinggi, 5,25-5,50% untuk keenam kalinya secara beruntun.

The Fed menegaskan tidak akan ada kenaikan suku bunga pada tahun ini. Namun, mereka juga mengatakan belum ada kemajuan berarti dalam penurunan inflasi sehingga akan menunggu lebih banyak data pendukung sebelum memangkas suku bunga acuan.

The Fed dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) mengerek suku bunga sebesar 525 bps sejak Maret 2022 hingga Juli 2023. Mereka kemudian menahan suku bunga di level 5,25-5,50% pada September, November, Desember 2023, Januari 2024, Maret 2024, dan Mei 2024.

Akibat hal ini, pasar melihat prospek penurunan suku bunga ini semakin jauh dari perkiraan awal. Hal ini menimbulkan kekhawatiran terhadap aset berisiko, sehingga investor cenderung beralih ke aset yang lebih konservatif atau aset safe haven.

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat