Emiten Ini Akui Pelemahan Rupiah Jadi Beban dan Tantangan Berat

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
Kamis, 02/05/2024 10:20 WIB
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Impack Pratama Industri Tbk. (IMPC) mengungkapkan pelemahan rupiah menjadi salah satu beban utama akan kinerja perusahaan tahun ini, meski perusahaan mencatatkan kinerja positif di kuartal-I 2024. IMPC mencatat laba bersih di kuartal I tahun 2024 masih bertumbuh sebesar 23% menjadi Rp 149 miliar dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang sebesar Rp121 miliar

Sedangkan EBITDA Perseroan di kuartal I tauun 2024 mencapai Rp232 miliar, bertumbuh 15,9% secara tahunanang senilai Rp201 miliar.

Mengutip laporan keuangannya, pendapatan kuartal I tahun 2024 sebesar Rp744 miliar, hampir setara dengan Pendapatan tahun sebelumnya periode sama.


Sementara laba kotor perseroan mengalami pertumbuhan secara tahunan sebesar 4,1% dari Rp 303 miliar di pada kuartal I tahun 2023 menjadi Rp315 miliar di kuartal I tahun ini.

Margin laba kotor perseroan naik dari 40,7% di tahun lalu menjadi 42,4% di tiga bulan pertama tahun ini. Hal ini didukung oleh pengelolaan pasokan bahan baku yang baik dan efisiensi operasional.

Perseroan membukukan laba usaha senilai Rp204 miliar di kuartal I tahun 2024, naik 18,2% secara tahunan dari tahun sebelumnya sebesar Rp173 miliar. Margin laba usaha juga turut naik dari 23,2% di kuartal I tahun 2023 menjadi 27,5% di kuartal I tahun 2024.

Direktur Utama Perseroan Haryanto Tjiptodihardjo mengatakan, memasuki kuartal II, manajemen Perseroan memandang kondisi ekonomi masih belum optimal.

"Pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar, serta kondisi geopolitik global yang memburuk dapat mengganggu pasokan dan harga bahan baku," ujarnya, Kamis (2/5).

Menurutnya, untuk mencapai target Pendapatan senilai Rp3,15 triliun dan target laba bersih senilai Rp550 miliar, Perseroan masih gencar mencari peluang-peluang baru, baik melalui akuisisi maupun inovasi produk baru yang diharapkan dapat memberikan kontribusi di semester II tahun ini.

"Dalam memitigasi situasi ini, kami senantiasa melakukan upaya manajemen stok yang baik," pungkasnya.


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor