Harga Tembaga Naik 20% Tahun Ini, Tembus US$ 10.000 Per Ton

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
Senin, 29/04/2024 15:00 WIB
Foto: Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Joko Widodo meninjau Tambang Grasberg milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika pada Kamis, 1 September 2022. Di Grasberg, Presiden dan Ibu Iriana mengunjungi Museum Bunaken untuk mendapatkan penjelasan tentang sejarah pertambangan PTFI. (Dok: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga mencatatkan rekor kenaikan tertinggi dalam dua tahun pada hari Jumat lalu. Ini terjadi di kala adanya tanda-tanda pengetatan pasokan dan permintaan di Tiongkok, negara konsumen logam terbesar di dunia.

Mengutip Nikkei Asia, harga tembaga berjangka tiga bulan di London Metal Exchange sempat mencapai US$10.000 per ton. Logam merah yang digunakan dalam segala hal mulai dari rumah hingga kendaraan listrik itu, naik sekitar 20% tahun ini.

Sebelumnya pada bulan Januari, harga tembaga berada di posisi US$8.500 per ton, dan sempat menurun pada pertengahan bulan Februari.


Pada bulan Maret, muncul berita bahwa pabrik peleburan besar di Tiongkok telah menyetujui pengurangan produksi terkoordinasi. Keputusan itu sebagai respons terhadap penurunan biaya pemrosesan logam.

Dari sisi permintaan, Tiongkok melaporkan pertumbuhan produk domestik bruto yang kuat secara tak terduga pada kuartal Januari-Maret pekan lalu. Hal itu telah mengurangi kekhawatiran terhadap prospek perekonomiannya.

Seorang analis di Mizuho Bank mengatakan bahwa dengan indeks dolar, yang merupakan ukuran kekuatan greenback terhadap mata uang utama lainnya, turun dibandingkan dengan pertengahan April. Lantas, investor mungkin akan berburu penawaran pada kontrak berjangka logam nonferrous.


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Siasat Penambang Saat Gejolak Harga Batu Bara Masih Tinggi