Iran vs Israel Panas, Bursa Asia Berjatuhan! IHSG Paling Parah

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Selasa, 16/04/2024 11:12 WIB
Foto: Bursa Korea (KOSPI). (AP Photo/Lee Jin-man)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik terpantau berjatuhan pada perdagangan Selasa (16/4/2024), di tengah masih panasnya situasi di Timur Tengah setelah Iran melakukan serangan balasan ke Israel.

Dari beberapa indeks bursa saham acuan Asia-Pasifik, indeks TAIEX Taiwan, Nikkwi 225 Jepang, KOSPI Korea Selatan dan ASX 200 Australia terpantau merah. Namun, IHSG sempat menjadi yang paling parah koreksinya di awal perdagangan ketika amblas 2,68%, meskipun perlahan berangsur mereda pelemahannya.

Berikut pergerakan bursa Asia-Pasifik pada hari ini.


Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat ambruk hingga lebih dari 2% pada pembukaan perdagangan hari ini. Namun selang beberapa menit, koreksinya berhasil terpangkas.

IHSG ambruk karena libur panjang dalam rangka Hari Raya Lebaran 2024 atau Idul Fitri 1445 H, sehingga ada lagging sentimen.Selain itu, adanya aksi profit taking investor juga memperberat IHSG hari ini.

Sementara anjloknya bursa saham Jepang dipengaruhi oleh mata uang yenyang mencapai 154 per dolar Amerika Serikat, level terendahsejak Juni 1990.

Greenbackmenguat karena inflasi yang masih stagnan dan pertumbuhan yang kuat menyebabkan investor menurunkan ekspektasi mengenai waktu penurunan suku bunga Federal Reserve. Bank sentral AS kini juga memperkirakan akan melakukan pemotongan lebih sedikit dibandingkan sebelumnya.

Semalam di AS, saham-saham melemah pada hari Senin karena kenaikan imbal hasil dan kekhawatiran atas konflik di Timur Tengah menutupi kuatnya pendapatan Goldman Sachs dan data penjualan ritel yang panas.

Suku bunga yang lebih tinggi juga meredam pergerakan pasar, dengan imbal hasil (yield) Treasury 10-tahun naik di atas level penting 4,6% di sesi tersebut dan mencapai titik tertinggi sejak pertengahan November.

Sebelumnya, konflik di Timur Tengah kembali memanas pada Sabtu malam, setelah Iran melakukan serangan balasan terhadap Israel. Ini berisiko meningkatkan eskalasi regional karena Amerika Serikat (AS) berjanji memberikan dukungan "kuat" kepada Israel.

Serangan Iran ini adalah balasan setelah Israel menyerang konsulat Iran di Damaskus Suriah, awal April. Sebanyak 11 orang tewas termasuk tiga jenderal Garda Revolusi Iran (IRGC) di antaranya Mohammed Reza Zahedi dan Mohammad Hadi Haji Rahimi.

Serangan drone ini menjadi kekhawatiran besar pasar keuangan global. Pasar keuangan Indonesia yang baru buka pada hari ini pun dipastikan akan memperhitungkan dampak dari serangan drone Iran ke Israel.

Pasalnya, konflik bisa meluas jika Israel dan sekutunya menyerang balik.Serangan tersebut juga membuat kawasan Timur Tengah semakin panas setelah perang Israel vs Hamas meletus pada awal Oktober 2023.

Dampak serangan ini akan berimbas pada sejumlah hal seperti penerbangan, harga komoditas, hingga inflasi global.

Sebelum berdampak lebih besar ke inflasi global, inflasi AS pada Maret 2024 telah dirilis dan hasilnya kembali memanas.

Inflasi AS di luar dugaan menanjak hingga 3,5% (year on year/yoy) pada Maret 2024 dari 3,2% pada Februari lalu.

Masih panasnya ekonomi AS dan inflasi mereka membuat pasar pesimis jika The Fed akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat.

Perangkat CME Fedwatch Tool menunjukkan pelaku pasar kini hanya bertaruh 21,7% jika The Fed akan memangkas suku bunga di Juni. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan pada dua pekan lalu yang mencapai 60-70%.

Jika eskalasi terus berkepanjangan, maka inflasi global termasuk di AS pun akan kembali sulit turun. Alhasil, ekspektasi pasar akan pemangkasan suku bunga acuan akan kembali memudar dan bahkan mungkin saja pemangkasan suku bunga kembali tidak terjadi pada tahun ini.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor