
IHSG Lemes Lagi, 5 Saham Big Cap Ini Biang Keladinya

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau kembali terkoreksi pada perdagangan sesi I Rabu (3/4/2024), di tengah derasnya dana asing yang keluar di pasar saham dalam negeri beberapa hari terakhir.
Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG melemah 0,75% ke posisi 7.182,87. IHSG kembali ke level psikologis 7.100, setelah kemarin berhasil memangkas koreksinya dan bertahan di level psikologis 7.200.
Nilai transaksi indeks pada perdagangan sesi I hari ini mencapai sekitar Rp 5,4 triliun dengan melibatkan 7 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 566.339 kali.
Secara sektoral, sektor keuangan menjadi penekan terbesar IHSG di sesi I hari ini, yakni mencapai 1,22%.
Beberapa saham turut menjadi penekan (laggard) IHSG pada sesi I hari ini. Berikut saham-saham yang menjadi laggard IHSG.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bank Rakyat Indonesia (Persero) | BBRI | -29,31 | 5.675 | -1,76% |
Bank Negara Indonesia (Persero) | BBNI | -6,38 | 5.475 | -1,83% |
Amman Mineral Internasional | AMMN | -2,53 | 8.775 | -1,14% |
Telkom Indonesia (Persero) | TLKM | -2,35 | 3.490 | -1,15% |
Semen Indonesia (Persero) | SMGR | -0,82 | 5.775 | -1,70% |
Sumber: Refinitiv
Sejalan dengan sektor keuangan yang menjadi penekan terbesar indeks di sesi I hari ini, maka ada dua saham perbankan raksasa yang juga menjadi laggard IHSG. Adapun saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi penekan terbesar IHSG di sesi I hari ini, yakni mencapai 29,3 indeks poin.
Selain BBRI, ada saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang juga memperberat pergerakan IHSG pada sesi I hari ini, yakni sebesar 6,4 indeks poin.
Dana asing masih terpantau keluar cukup deras dalam beberapa hari terakhir. Selama sepekan terakhir hingga perdagangan kemarin, asing di pasar saham mencatatkan net sel lsebesar Rp 4,96 triliun, dengan rincian sebesar Rp 4,97 triliun di pasar reguler dan net buy sebesar Rp 8,77 miliar di pasar negosiasi dan tunai.
Asing yang mulai keluar dari pasar keuangan RI terjadi karena gejolak politik yang masih terjadi, meski sejatinya hal ini tidak terlalu mempengaruhi selera asing untuk berinvestasi di Indonesia.
sidang sengketa Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang masih berlangsung hingga hari ini membuat ketidakpastian di dalam negeri kembali meningkat, meski dampaknya masih cenderung tidak terlalu besar.
Agenda sidang kemarin adalah pembuktian pemohon dengan mendengarkan keterangan ahli dan saksi pemohon dan pengesahan alat bukti tambahan pemohon.
Pasangan calon Ganjar Pranowo-MahfudMD telah menyampaikan pokok permohonan dalam sidang perdana pekan lalu. Deputi Tim Hukum Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud yang diwakili oleh Todung M. Lubis dan Annisa Ismail menyampaikan dalil-dalil pokok permohonan dari perkara itu secara bergantian.
Menurut Pemohon telah terjadi kekosongan hukum dalam UU Pemilu untuk mencegah, menanggulangi, dan memulihkan akibat dari nepotisme yang melahirkan abuse of power yang terkoordinasi. Pelanggaran ini menjadi pelanggaran utama yang terjadi dalam Pilpres 2024.
Berikutnya, Pemohon juga menilai instrumen penegak hukum pemilu yang saat ini tidak efektif yang tampak pada tidak adanya independensi dari Termohon dalam melakukan Pilpres 2024, DKPP melindungi Termohon dengan cara tidak mengindahkan putusannya sendiri, dan Bawaslu tidak efektif dalam menyelesaikan pelanggaran yang dilaporkan.
Pada hari ini, empat menteri bakal hadir dalam sidang sengketa Pemilu 2024 di MK. Adapun empat menteri yang dipanggil MK adalah Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan; Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; Sri Mulyani Indrawati: Menteri Keuangan dan Tri Rismaharini, Menteri Sosial.
Selain itu, IHSG terkoreksi juga disebabkan oleh depresiasi rupiah yang masih terjadi hingga hari ini. Pelemahan rupiah dipengaruhi tingginya permintaan dolar Amerika Serikat (AS) karena masa repatriasi dividen dari dalam negeri.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Balik Loyo, Perbankan Raksasa Jadi Biang Keroknya