Inflasi Dekati Batas Atas BI, Rupiah Ditutup di Rp15.885/US$

rev, CNBC Indonesia
Senin, 01/04/2024 15:13 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi di atas konsensus pasar.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,22% di angka Rp15.885/US$. Pelemahan ini semakin memperpanjang tren depresiasi tiga hari beruntun.

Sementara DXY pada pukul 14:54 WIB turun ke angka 104,52 atau melemah 0,02%. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin yang berada di angka 104,54.


Pada hari ini, BPS telah merilis data inflasi Maret 2024 yang tercatat naik mencapai 0,52% (MtM) atau mencapai 3,05% (YoY).

Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan tingkat inflasi bulanan Maret relatif lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya dan tahun lalu adapun kelompok pengeluaran penyumbang bulanan terbesar berasal dari makanan minuman dan tembakau.

Angka ini cukup jauh di atas ekspektasi dari konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia dari 11 institusi memperkirakan inflasi Maret 2024 akan mencapai 0,38% dibandingkan bulan sebelumnya (MtM).

Hasil polling juga memperkirakan inflasi (YoY) akan berada di angka 2,88% pada bulan ini.

Secara umum, inflasi ini dipicu oleh kenaikan bahan pangan, beras, gula, daging ayam, telur ayam dan bawang putih, saat Ramadan kali ini.

Hal ini sedikit mengkhawatirkan pasar karena semakin mendekati batas atas dari target BI perihal inflasi Indonesia 2024 yakni dalam rentang 1,5-3,5%.

Hal ini memberikan tekanan bagi rupiah hingga akhirnya mengalami depresiasi.

Selain itu, ketidakpastian politik dari dalam negeri juga memberikan pengaruh bagi investor.

Investor saat ini terpantau terus mengikuti perkembangan Mahkamah Konstitusi (MK) khususnya dalam gelaran sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) (pilpres) 2024.

Berlanjutnya gugatan hingga diterimanya pemeriksaan dapat menjadi sentimen negatif untuk pasar keuangan, sebab hal ini dapat menjadi kekhawatiran investor akan ketidakpastian kondisi politik Indonesia.

Hal ini tercermin dari data transaksi Bank Indonesia (BI) 25-27 Maret 2024 yang tercatat bahwa investor asing di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp1,36 triliun terdiri dari beli neto Rp0,97 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), jual neto Rp1,59 triliun di pasar saham, dan jual neto Rp0,74 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS