
Dolar AS Tembus Rp15.900, Ada 'Hot Money' Tiba-tiba Kabur dari RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah pada perdagangan pagi ini, Senin (1/4). Rupiah bergerak ke kisaran Rp 15.900 per dolar AS, per pukul 09.42 WIB, berdasarkan data Refinitiv.
Global Markets Economist Maybank Indonesia Myrdal Gunarto mengatakan, pergerakan rupiah tersebut dipicu oleh permintaan tinggi dolar AS di dalam negeri. Mulai dari untuk kebutuhan impor BBM jelang Lebaran atau Idul Fitri 2024 hingga musim pembagian dividen.
"Yang membuat Rupiah melemah karena permintaan dolar tinggi untuk impor BBM, maupun hot money outflow, serta permintaan dolar domestik meningkat saat ada musim pembagian dividen," kata Myrdal kepada CNBC Indonesia, Senin (1/4/2024).
Meski terus tertekan, Myrdal memastikan, rupiah tidak akan terus anjlok hingga tembus ke level Rp 16.000 per dolar AS. Menurutnya, ini karena stabilitas eksternal Indonesia masih terjaga, hingga suku bunga acuan BI Rate masih stabil di level tinggi.
"Saya liat masih belum (akan tembus Rp 16.000). Karena posisi net ekspor kita masih surplus, apalagi harga komoditas ekspor andalan kita juga tengah tren menanjak, seperti contohnya harga batubara, emas, maupun kelapa sawit," tegas Myrdal.
"Posisi defisit neraca berjalan kita masih di bawah 1.5% of GDP. Tingkat bunga BI Rate kita juga masih stabil, sehingga menjaga daya tarik yield obligasi kita," ungkapnya.
Myrdal menganggap, pergerakan rupiah terhadap dolar AS sepanjang hari ini akan berada di kisaran Rp 15.939 per dolar AS.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah pada pukul 09:42 WIB terpantau turun 0,32% ke angka Rp15.900/US$. Posisi ini merupakan yang terendah sejak 1 November 2023 atau sekitar lima bulan terakhir.
Pelemahan rupiah ini juga merupakan depresiasi yang terjadi selama tiga hari beruntun.
Sedangkan indeks dolar AS (DXY) mengalami penurunan tipis sebesar 0,03% ke angka 104,52.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Anjlok buat Money Changer Antre, Segini Harga Jualnya