IHSG Tidak Bergeming Disengat Banyak Sentimen Positif
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka cenderung volatil pada perdagangan sesi I Jumat (14/6/2024), di tengah terus datangnya kabar baik dari Amerika Serikat (AS).
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka naik tipis 0,06% ke posisi 6.835,5. Selang enam menit setelah dibuka, IHSG cenderung berbalik arah ke zona merah yakni terkoreksi 0,12% ke 6.823,16..
Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 572 miliar dengan volume transaksi mencapai 1,3 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 57.065 kali.
IHSG cenderung melemah meski sentimen dari global masih cenderung positif. Setelah inflasi konsumen (consumer price index/CPI) Amerika Serikat (AS) kembali melandai, pada Kamis kemarin inflasi produsen (producer price index/PPI) AS periode Mei 2024 juga melandai.
PPI melandai ke 2,2% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Mei 2024, dari sebelumnya tumbuh 2,3% (yoy) pada April 2024. Secara bulanan (month-to-month/mtm), PPI melandai ke 0% pada Mei 2024, dari sebelumnya tumbuh 0,5% pada April 2024.
Sebelumnya pada Rabu lalu, CPI AS periode Mei 2024 menyentuh 3,3% (yoy), turun lebih dalam dibandingkan perkiraan pasar di 3,4% yoy. CPI inti juga mencatat hasil lebih baik dari konsensus pasar, menyentuh 3,4% yoy.
Membaiknya data inflasi Negeri Paman Sam membuat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pun kembali mengindikasikan akan memangkas suku bunga acuannya sekali pada tahun ini.
The Fed pada Kamis dini hari waktu Indonesia kembali menahan suku bunga di level 5,25-5,50%. Namun, pemangkasan suku bunga acuan tetap disesuaikan dengan kondisi inflasi AS.
"Kami melihat laporan hari ini (inflasi yang melandai) sebagai kemajuan dan bisa membangun rasa percaya diri. Namun, kepercayaan diri kami belum sampai pada tahap membenarkan keputusan untuk mulai melonggarkan kebijakan pada saat ini," tutur Chairman The Fed Jerome Powell pada saat konferensi pers usai rapat FOMC, dikutip dari CNBC International.
Dalam pernyataan resminya, The Fed menegaskan jika komite tidak akan menurunkan target (suku bunga) sampai kami lebih percaya diri melihat inflasi bergerak ke arah 2% secara berkelanjutan.
Dalam rapat kali ini, The Fed juga merilis dokumen dot plot. Setiap titik dalam dot plot tersebut merupakan pandangan setiap anggota The Fed terhadap suku bunga.
Dalam dokumen terbarunya, median dari proyeksi The Fed mengindikasikan hanya ada sekali pemotongan pada tahun ini sebesar 25 bps, paling lambat pada Desember 2024.
Proyeksi ini jauh lebih rendah dibandingkan pada Maret 2024 di mana The Fed mengindikasikan ada tiga kali pemotongan dengan besaran 75 bps.
Sikap hawkish The Fed ini sebenarnya sudah sesuai dengan perkiraan untuk menahan suku bunga pada pertemuan bulan ini.
Sayangnya, dengan probabilitas pemangkasan suku bunga hanya sekali. Ini bisa memicu tren higher for longer yang dapat menjadi sentimen negatif bagi aset berisiko seperti saham.
Di lain sisi, Departemen Tenaga Kerja AS merilis data klaim pengangguran mingguan yang berakhir pada 1 Juni 2024, tercatat ada 242.000 klaim. Angka ini secara tidak terduga malah naik dari pekan sebelumnya sebanyak 229.000 dan berbalik arah dari ekspektasi yang proyeksi turun ke 225.000 klaim.
Angka klaim pengangguran secara rata-rata dalam empat minggu berada di angka 227.000. Sementara angka klaim pengangguran lanjutan mencapai 1,82 juta, melebihi ekspektasi yang berharap hanya naik ke 1,80 juta.
Kondisi ini menunjukkan ada sedikit pendinginan pada pasar tenaga kerja AS setelah pada akhir pekan lalu mencetak kenaikan tidak terduga pekerjaan tercatat di luar pertanian atau Non Farm Payroll (NFP). Setidaknya data klaim pengangguran memberikan gambaran lebih jauh terkait pasar tenaga kerja.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)