Analisa Penyebab Rupiah Lesu, Dolar AS Bisa ke Rp16.000?

M Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
28 March 2024 15:00
Pekerja pusat penukaran mata uang asing menghitung uang Dollar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia-Ekonom menilai terdapat faktor eksternal dan internal yang menyebabkan nilai tukar Rupiah nyaris mencapai Rp 15.900/US$ pada Rabu (27/3/2024). Sidang perdana Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi bukan salah satunya.

Kepala Ekonom BCA David Sumual mengatakan pelemahan pada hari kemarin bukan hanya dirasakan oleh rupiah, namun juga negara lain seperti China dan Jepang. Dengan kata lain, kata dia, dolar memang tengah menguat di banyak negara.

"Jadi memang dolarnya yang sedang menguat," kata David dikutip Kamis, (28/3/2024).

David mengatakan pelemahan mata uang Asia itu disebabkan oleh ekspektasi terhadap data-data ekonomi Amerika Serikat. Dia mengatakan sebelumnya pasar berekspektasi The Fed akan menurunkan suku bunga acuan pada Maret tahun ini. Namun, ada kemungkinan The Fed baru mulai memangkas suku bunganya pada Juli tahun ini.

"Ekspektasi pasar kan tadinya Maret The Fed akan mulai menurunkan, kemudian digeser ke Mei, geser ke Juni, sekarang sudah geser ke Juli," kata dia.

"Memang inflasi yang masih relatif kuat di Amerika Serikat juga membuat pasar berekspektasi masih higher for longer," ujar dia.

Sementara itu, Global Markets Economist Maybank Indonesia Myrdal Gunarto mengatakan pelemahan Rupiah disebabkan oleh permintaan dolar yang tinggi di dalam negeri. Menurut dia, hal itu disebabkan oleh dimulainya pembagian dividen perusahaan-perusahaan di Indonesia.

"Saat ini ada memang ada musim pembagian dividen," kata dia.

Selain itu, Myrdal mengatakan permintaan dolar yang tinggi juga disebabkan oleh impor bahan bakar minyak dan impor pangan ke Indonesia. "Dan kita lihat dari sisi global juga memang dolar menguat," kata dia.

Myrdal meyakini kebijakan yang telah diambil oleh Bank Indonesia akan mampu menopang Rupiah supaya tidak mengalami pelemahan yang terlalu tajam. Dia memprediksi Rupiah tidak akan sampai pada level Rp 16.000/US$.

"Masih ada level resisten di Rp 15.920 dan kalau dilihat fundamental Indonesia juga masih baik," kata dia.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Anjlok buat Money Changer Antre, Segini Harga Jualnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular