Bukalapak (BUKA) Rugi Rp 1,36 T di 2023, Ini Penyebabnya
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten teknologi Bukalapak.com (BUKA) mencatatkan kerugian Rp 1,36 triliun sepanjang tahun 2023. Angka tersebut berbalik dari catatan laba Rp 1,98 triliun setahun sebelumnya.
Sepanjang tahun 2023, pendapatan bersih BUKA tercatat naik 23% menjadi Rp 4,44 triliun dari semula Rp 3,62 triliun setahun sebelumnya.
Meski demikian, beban pokok pendapatan tumbuh lebih cepat sehingga ikut menekan kinerja perusahaan. Beban pokok pendapatan BUKA tercatat naik 32% menjadi Rp 3,39 triliun atau mencapai 76% dari pendapatan perusahaan, yang mana rasio tersebut naik dari tahun sebelumnya hanya 70%.
Sementara itu, BUKA mampu menekan biaya secara signifikan pada pos lain. Beban penjualan dan pemasaran terpangkas nyaris setengahnya tersisa Rp 518 miliar, begitu juga dengan beban umum dan administrasi yang turun menjadi Rp 1,35 triliun dari semula Rp 2,54 triliun.
Namun demikian, satu pos yang benar-benar membalikkan kondisi laba rugi BUKA sejatinya datang dari perubahan nilai investasi yang belum direalisasi. Sepanjang tahun lalu, BUKA mencatatkan kerugian investasi yang belum direalisasikan senilai Rp 1,23 triliun. Hal ini berbalik dari catatan tahun 2022, di mana perusahaan mencatatkan keuntungan investasi yang belum direalisasikan senilai Rp 3,93 triliun.
Selain itu, BUKA tercatat memperoleh pendapatan lain-lain yang cukup signifikan yakni mencapai Rp 822 miliar. Angka tersebut merupakan bunga yang diperoleh perusahaan atas penempatan kas di sejumlah instrumen keuangan, khususnya dalam bentuk deposito berjangka di sejumlah bank.
Aset Bukalapak tercatat mencapai Rp 26,12 triliun, dengan Rp 15,18 triliun merupakan kas dan setara kas. Perusahaan hanya memiliki liabilitas senilai Rp 792 miliar.
(fsd/fsd)